Sejumlah badan usaha yang bergerak di sektor penyaluran bahan bakar minyak (BBM) mulai ancang-ancang menaikkan harga BBM. Salah satunya adalah BP-AKR, untuk merespons kenaikan harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini.

Brand and Comms Manager BP-AKR Syahran Sidik Wahab menjelaskan pihaknya akan selalu berkolaborasi dengan pemerintah dan regulator dalam setiap penyesuaian harga jual BBM.

Perusahaan juga memastikan setiap penetapan harga jual BBM di SPBU dilakukan dengan peraturan yang berlaku di Indonesia terkait perhitungan harga jual BBM. "Dalam menentukan penyesuaian harga, BP-AKR akan memperhitungkan banyak faktor terkait industri minyak dan gas," katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (2/3).

Adapun penyesuaian harga yang dilakukan BP-AKR menurut Syahran telah sesuai dengan kondisi pasar dan regulasi yang ditentukan oleh pemerintah. Selain itu juga mempertimbangkan pergerakan harga minyak global, nilai tukar rupiah, inflasi dan daya beli masyarakat Indonesia.

Lebih lanjut, Syahran mengatakan dalam kuartal 1 tahun ini, setidaknya BP telah membangun sebanyak 26 SPBU yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Banten dan Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan melihat Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi untuk terus tumbuh.

Terlebih, bahan bakar merupakan sektor produktif yang bersinggungan dengan bisnis lain dan mendukung mereka dalam ekosistem ekonomi.

"Tentunya, kami akan terus memantau segala pergerakan bisnis dalam ekosistem pasar minyak dunia sebagai komitmen BP-AKR untuk terus menghadirkan bahan bakar berkualitas bagi masyarakat Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, Shell Indonesia kembali melakukan penyesuaian harga BBM untuk periode Maret 2022. Ini setelah pada bulan sebelumnya perusahaan juga melakukan penyesuaian harga pada produk BBM-nya.

VP Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea mengatakan pihaknya terus melakukan penyesuaian terhadap harga BBM di SPBU Shell dari waktu ke waktu. Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan kondisi pasar yang mencakup berbagai hal.

Misalnya seperti harga minyak dunia dan Means of Platts Singapore (MOPS), kinerja perusahaan, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan mengenai harga jual eceran BBM.

"Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan produk dan layanan yang berkualitas untuk para pelanggan melalui bahan bakar berkualitas," kata Susi kepada Katadata.co.id, Selasa (1/3).

Sementara, PT Pertamina belum dapat memastikan rencana penyesuaian harga BBM kembali, setelah pada Februari lalu perusahaan baru saja melakukan penyesuaian. Namun Pertamina akan terus memantau pergerakan harga minyak mentah dunia yang saat ini telah tembus di level US$ 100 per barel.

"Ini masih kami monitor. Kami tetap menjaga agar stok mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri," kata Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting.

Reporter: Verda Nano Setiawan