Perusahaan PT Geo Dipa Energi mengonfirmasi ada tujuh korban yang tercatat dari kecelakaan kerja di wilayah kerja Geo Dipa Unit Dieng. Di mana, dari total korban saat ini, satu orang meninggal saat di Puskesmas.
"Benar telah terjadi kecelakaan kerja di wilayah kerja Geo Dipa Unit Dieng, tepatnya PAD 28. Dapat dipastikan juga bahwa kejadian tersebut tidak terjadi ledakan di salah satu sumur, ataupun terjadi pada sumur pengeboran," kata General Manager Geo Dipa Unit Dieng, Budi Santoso dalam rekaman video resmi perusahaan, Minggu (13/3).
Dia menjelaskan, kecelakaan terjadi pada 12 Maret 2022 jam 14:55 di PAD 28 yang belokasi di Dieng, Batur, Banjarnegara. Lokasi Sumur PAD 28 berada di Dusun Pawuhan, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur.
Kejadian tersebut berawal dari kegiatan quenching sumur, salah seorang pekerja yang merupakan Pelaksana Pekerjaan Workover berinisiatif memeriksa relief valve di mud pump-1 yang terbuka secara otomatis, kemudian pekerja tersebut terjatuh pingsan dan dievakuasi ke Puskesmas Kejajar 1 Wonosobo.
Diduga, korban terpapar gas beracun yang keluar bersama dengan air saat relief valve terbuka otomatis. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, seluruh SOP sudah dijalankan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan kerja yang berlaku.
Sementara itu, manajemen Geo Dipa juga memastikan bahwa tidak ada masyarakat yang menjadi korban dalam kejadian tersebut, melainkan pekerja yang berada pada lokasi tersebut. "Segenap manajemen dan seluruh insan GeoDipa mengucapkan turut berduka cita atas terjadinya kecelakaan kerja tersebut," ujar Budi.
GeoDipa juga akan bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan tersebut kepada seluruh korban yang terdampak. Adapun dari total tujuh korban saat ini, sebanyak enam orang lainnya sudah dilarikan ke RSUD KRT Soetjonegoro Wonosobo, setelah sebelumnya mendapatkan tindakan medis awal di Puskesmas Kejajar.
Terkait potensi penambahan korban dan penanganan paparan gas beracun, Direktur Utama Geo Dipa Energi, Riki F. Ibrahim menyatakan masih akan memantau perkembangan selanjutnya. "Nanti saya ada press converence kembali, pukul 10.30 pagi ini updated informasi," kata Riki kepada Katadata.co.id, Minggu (13/3).
Sementara itu, Kepolisian Resor Banjarnegara, Jawa Tengah, telah melakukan sterilisasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) menyusul dugaan kebocoran gas di lokasi sumur pengeboran Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng.
"Tim dari Polres Banjarnegara langsung melokalisir dan melakukan sterilisasi," kata Kapolres Banjarnegara AKBP, Hendri Yulianto dalam keterangan resmi Sabtu (12/3), dilansir dari Antara.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah sembilan orang diduga keracunan gas beracun saat melakukan persiapan pengeboran di Sumur PAD 28 Geo Dipa. Kapolres menyebutkan, pihaknya akan segera menginformasikan perkembangan hasil olah TKP yang telah dilakukan oleh tim dari Polres Banjarnegara.
Hendri menambahkan bahwa sesaat setelah kejadian, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Kejajar 1 dan setelah itu dirujuk ke RSUD Wonosobo.
"Kami juga telah mengecek secara langsung kondisi para korban yang saat ini sedang dirawat di RSUD KRT Setjonegoro, Wonosobo," ujarnya.
Dia juga meminta masyarakat untuk tidak panik karena pada saat ini kondisi sudah terkendali.
Melansir laman resmi perusahaan, Geo Dipa Energi tengah mengembangkan Lapangan Dieng untuk lisrik maupun nonlistrik. Di mana, baru satu unit PLTP yang beroperasi di Dieng, dengan kapasitas 60 MW.
Untuk ke depan, Geo Dipa memperkirakan Lapangan Dieng memiliki sumber daya cukup untuk pengembangan secara bertahap sebanyak 8 unit PLTP, sebesar 400 MWe. Perusahaan patungan Pertamina dan PLN itu menyatakan telah bersiap mengembangkan PLTP Dieng Unit-2 dan Unit-3.
Selain itu, perusahaan juga bakal mengembangkan PLTP Binary sebagai komplimenter dari PLTP eksisting, dengan memanfaatkan energi panas dari brine hasil produksi. Selain itu, Geo Dipa mempersiapkan pengembangan PLTP skala kecil dengan memanfaatkan sumur-sumur idle, sumur berproduksi rendah, maupun excess steam di lapangan tersebut.