Dorong Produksi Blok Kruh, Indonesia Energy Mulai Mengebor Sumur Baru

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Ilustrasi, alat pengebor (Rig) minyak. Indonesia Energy Corporation telah memulai pengeboran sumur migas baru di Blok Kruh, yaitu K-27. Pengembangan blok migas ini akan dilanjutkan dengan pengeboran sumur kedua, yaitu K-28 dan akan ada tambahan dua sumur baru lagi menjelang akhir tahun.
Penulis: Agung Jatmiko
9/4/2022, 13.16 WIB

Sesuai dengan rencana kerja 2022, Indonesia Energy Corporation Ltd. (IEC) memulai pengembangan produksi Blok Kruh. Langkah ini dimulai dengan pengeboran sumur baru, yakni K-27.

Pengeboran di K-27 dimulai pada Kamis, (7/4), dengan target kedalaman 3.400 kaki. Penyelesaian semua operasi pengeboran diperkirakan akan memakan waktu sekitar 45 hari.

Dalam keterangan resminya, Jumat (8/4), pengeboran K-27 merupakan tonggak awal dalam rencana IEC yang diumumkan sebelumnya, yakni mengebor dua sumur baru di Blok Kruh tahun ini. Pengeboran sumur kedua, yakni K-28, akan dilakukan segera setelah penyelesaian sumur K-27.

Rencana pengembangan Blok Kruh oleh perusahaan minyak dan gas (migas) yang terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE) ini, tidak berhenti di K-27 dan K-28 saja. Hingga akhir 2022, IEC berencana mengebor tambahan dua sumur baru.

Sumur ketiga diperkirakan akan memulai pengeboran pada Juni-Juli 2022. Sementara, pengeboran sumur keempat direncanakan akan dimulai sebelum akhir 2022.

Jika pengeboran berhasil, masing-masing K-27 dan K-28 diharapkan menghasilkan rata-rata produksi lebih dari 100 barel minyak per hari (barrel oil per day/BOPD) selama tahun pertama produksi. Sementara, biaya pengembangan setiap sumur diperkirkan sekitar US$ 1,5 juta untuk mengebor dan menyelesaikannya.

President IEC Frank Ingriselli mengatakan, sumur-sumur baru ini merupakan kelanjutan dari kampanye pengeboran yang sebelumnya diumumkan IEC, yakni menyelesaikan total 18 sumur produksi baru di Blok Kruh hingga akhir 2024.

"Kami percaya Blok Kruh adalah aset kelas dunia, yang seharusnya secara signifikan meningkatkan arus kas saat kami mengebor sumur tambahan dan berupaya memaksimalkan pengembalian investasi dan meningkatkan nilai pemegang saham," kata Frank, dalam keterangan resmi.

Berdasarkan ketentuan kontrak IEC dengan pemerintah Indonesia dan harga minyak US$ 90 per barel, setiap sumur baru diharapkan menghasilkan pendapatan bersih sebanyak US$ 2,4 juta dalam 12 bulan pertama. Manajemen IEC menilai potensi pendapatan yang akan dihasilkan ini, akan cukup untuk menutup biaya pengeboran sumur pada tahun pertama produksi.

Mengutip keterangan dalam situs resminya, IEC mencatat cadangan minyak mentah bruto yang terbukti dan belum dikembangkan di Blok Kruh sebesar 4,99 juta barel. Sementara, kemungkinan cadangan minyak mentah bruto yang belum dikembangkan sebesar 2,59 juta barel.

IEC memegang 100% hak partisipasi di Blok Kruh. Blok tersebut beroperasi di bawah Technical Assistance Contract (TAC) dengan PT Pertamina, hingga Mei 2020. Kontrak pengoperasian Blok Kruh kemudian berlanjut sebagai kerja sama operasi (KSO), mulai Mei 2020 hingga Mei 2030.