Harga minyak dunia kembali naik di atas US$ 100 per barel setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan perang di Ukraina akan berlanjut karena negosiasi gencatan senjata yang menemui jalan buntu.
Pada Rabu (13/4), pagi, harga minyak mentah jenis Brent berada di level US$ 104.95 per barel. Sementara harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) US$ 101 per barel. Sebelumnya WTI naik hingga 7%,
"Pembicaraan damai dengan Ukraina buntu dan perang akan berlanjut ke bulan kedua," kata Putin seperti dikutip Bloomberg, Rabu (13/4).
Berlanjutnya apa yang disebut sebagai "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina berpotensi menambah berat dan panjang sanksi terhadap Rusia. Ini akan membuat pasokan gas dan minyak semakin ketat yang akan mendongkrak harganya.
Di sisi lain kenaikan harga minyak juga didorong oleh proyeksi produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya.
Gejolak perang di Eropa memicu gelombang sanksi ekonomi, dan juga energi Rusia yang mendongkrak harga minyak. Pedagang minyak dunia, Vitol Group, bermaksud untuk menghentikan perdagangan minyak mentah dan produk asal Rusia pada akhir tahun ini.
"Memburuknya ketegangan di Ukraina serta meningkatnya isolasi diri dari energi Rusia akan mendorong sentimen lebih tinggi dalam jangka pendek," kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia and New Zealand Banking Group Ltd.
Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammad Barkindo, mengatakan bahwa Rusia akan kehilangan permintaan minyak lebih dari 7 juta barel per hari (bph) akibat sanksi atau boikot. Akan tetapi, sampai saat ini tidak terlihat tanda-tanda runtuhnya ekspor minyak Rusia.
EIA memperkirakan produksi minyak mentah AS tahun ini mencapai 12,01 juta bph sedikit di bawah perkiraan sebelumnya 12,03 juta bph. Ini disebabkan para produsen bergulat dengan biaya produksi dan upah tenaga kerja yang lebih tinggi di tengah lonjakan inflasi.
Rencana pelepasan cadangan minyak mentah strategis oleh AS dan sekutunya berserta kekhawatiran permintaan Cina karena munculnya virus corona telah menurunkan harga minyak dalam beberapa minggu terakhir. Namun potensi perang yang berkepanjangan berarti sanksi yang lebih panjang pula bagi sektor energi Rusia.
Secara terpisah, American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah AS naik 7,76 juta barel pekan lalu sementara persediaan bensin menyusut 5,05 juta barel.