Usai Embargo Minyak Rusia, Dari Mana Eropa Cari Pasokan Pengganti?
Uni Eropa (UE) resmi mengembargo impor minyak Rusia secara bertahap hingga setop sepenuhnya pada akhir 2022. Keputusan ini diambil oleh seluruh anggota UE usai mereka menyetujui syarat yang diajukan Hongaria.
Syarat tersebut yaitu tetap mengizinkan impor minyak Rusia melalui jalur pipa Druzhba kepada Hongaria, Slovakia, dan Republik Ceko terkurung daratan sehingga tidak memiliki opsi lain untuk mencari sumber pasokan baru. Pipa Druzhba merupakan salah satu jaringan pipa minyak terbesar di dunia.
Selain itu, Hongaria juga meminta pencabutan sanksi terhadap pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill yang dikenal sebagai pendukung Presiden Rusia Vladimir Putin. Kirill menganggap aksi militer di Ukraina bukan sebagai invasi melainkan mempertahankan perbatasan.
Setelah memutuskan untuk meninggalkan komoditas energi Rusia, dari mana blok ini akan mendapatkan pengganti pasokan minyak Rusia yang diembargo?
Melansir laman resmi Uni Eropa, europa.eu, pada Jumat (6/3), kawasan ini membutuhkan energi yang didatangkan dari negara ketiga.
Pada 2020, lebih dari 80% impor energi adalah produk minyak bumi dari Siprus, Malta, Yunani dan Swedia dan lebih dari sepertiganya adalah gas alam untuk Hongaria, Austria dan Italia. Hampir 15% dari impor energi adalah bahan bakar padat, seperti batu bara, untuk Slovakia, Polandia dan Ceko.
Keputusan UE menyetop suplai minyak Rusia merupakan upaya melepas ketergantungan yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Hal tersebut dirasa menimbulkan tantangan berat bagi Eropa sekaligus memaksa blok tersebut untuk menemukan sumber baru.
Jika itu terjadi, Ini bisa memicu inflasi global dan memperburuk kekurangan bahan bakar di wilayah miskin yang akan bersaing dengan Eropa untuk mengimpor minyak.
Sementara itu menurut data International Energy Agency (IEA) 29% dari impor minyak mentah UE berasal dari Rusia. Angka ini turun menjadi sekitar 25% dalam dua tahun terakhir.
Kemudian Amerika Serikat yang menyumbang 9% impor minyak mentah UE, kemudian Norwegia 8%, Arab Saudi dan Inggris masing-masing 7%, serta Kazakhstan dan Nigeria 6%. Rusia juga merupakan pengekspor utama bahan bakar olahan ke Eropa, memasok 10% dari permintaan diesel kawasan itu pada 2021.
Eropa telah beralih dari minyak Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Mereka mengurangi pembelian dari Moskow dan mengambil minyak mentah dari Afrika Barat, AS, dan tempat lain.
Jerman, yang mengimpor minyak Rusia melalui cabang utara pipa Druzhba, telah memangkas pembelian minyak Rusia setelah perang pecah di Ukraina. Der Panzer mengurangi ketergantungannya pada Moskow menjadi 12% dari sebelumnya 35%.
Perlombaan Eropa untuk menimbun minyak dari produsen lain telah mendorong harga minyak mentah berkualitas tinggi dari Afrika Barat ke Azerbaijan level yang tidak pernah tercapai selama bertahun-tahun.
Eropa pun diperkirakan menghadapi persaingan yang lebih ketat untuk mencari pasokan minyak dengan Cina yang baru saja mengangkat kebijakan penguncian wilayah (lockdown) ketat yang sempat menjinakkan permintaan minyak.
Namun untuk mencari sumber pasokan diesel dari Rusia akan lebih sulit buat Eropa. Diesel merupakan bahan bakar, yang menggerakkan sebagian besar dari armada mobil di Eropa. Pasokan diesel kemungkinan akan datang dari AS, Timur Tengah, dan India, kata para analis dan pedagang.
Potensi pasokan energi alternatif di luar Rusia juga bisa didatangkan dari sesama anggota UE. europa.eu mencatat, pada tahun 2020, nilai ekpor gas Norwegia ke UE mencapai dengan 21%. Selanjutnya Aljazair 8% dan Qatar 5%.
Selain itu, AS dan Australia juga menyuplai masing-masing 16% dan 14% bahan bakar fosil padat yang mayoritas adalah batu bara dari total impor UE.