Pemerintah Diminta Segera Lunasi Utang ke Pertamina Rp 72 Triliun

Pertamina
Antrean kendaraan mengisi bahan bakar di SPBU Pertamina
9/6/2022, 06.09 WIB

PT Pertamina mengatakan, pemerintah masih memiliki utang kepada perseroan Rp 72 triliun. Direktur Utama Nicke Widyawati berharap, pemerintah segera melunasinya.

Utang itu terkait tanggungan biaya subsidi dan kompensasi energi. Sedangkan pemerintah baru membayar Rp 29 triliun.

Meski begitu, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mengusulkan ke Badan Anggaran DPR, untuk menambah anggaran subsidi dan kompensasi kepada Pertamina Rp 350 triliun.

Pertamina menjamin tidak ada kenaikkan harga solar, pertalite maupun elpiji bersubsidi 3 kilogram (kg), setelah mendapatkan tambahan anggaran subsidi dan kompensasi.

"Menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi adalah solusi terbaik, baik untuk menjaga daya beli masyarakat maupun arus kas Pertamina," kata Nicke dalam Media Gathering di Grha Pertamina Jakarta pada Rabu malam (8/6).

Nicke menjelaskan, dengan adanya regulasi baru, penyelesaian biaya subsidi dan kompensasi energi bisa dilakukan tiap semester atau enam bulan sekali. Regulasi yang disahkan pada Desember 2021 ini berbeda dengan regulasi di tahun-tahun sebelumnya.

Aturan sebelumnya mengatur pembayaran subsidi dan kompensasi ditumpuk pada akhir tahun, sembari menunggu audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Jadi, nanti setelah akhir Juni ini, bisa diaudit dan kami bisa langsung catat di pembukuan semester kedua. Tidak harus nunggu sampai akhir tahun," tambah Nicke

Meski begitu, Nicke menegaskan bahwa beban Pertamina belum usai meskipun pemerintah sudah menambah biaya subsidi dan kompensasi energi. Sebab, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi seperti memastikan kuota penyaluran BBM bersubsidi tidak jebol.

Saat ini besaran dari subsidi solar, pertalite dan elpiji 3 kg lebih murah dibanding harga jual di pasaran. Elpiji hanya dijual Rp 4000 per kg, sementara Pertamina harus membayar subsidi elpiji Rp 11.000 per kg.

"Pertalite kami masih jual Rp 7.650 per liter, kompetitor sudah Rp 14.500 per liter," ujarnya.

Guna mengatasi kebocoran pada BBM bersubsidi, Pertamina akan menggunakan aplikasi MyPertamina untuk segala bentuk pembelian komoditas energi seperti solar, pertalite, dan elpiji 3 kg.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu