Ekspor Minyak Rusia ke Cina Melonjak 55% Usai Terkena Sanksi Eropa

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Ilustrasi.
Penulis: Happy Fajrian
20/6/2022, 14.29 WIB

Ekspor minyak mentah Rusia ke Cina pada Mei 2022 melonjak 55% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rusia kini menggeser Arab Saudi sebagai pemasok minyak terbesar Negeri Panda.

Menurut data bea cukai Cina, Chinese General Administration of Customs, impor minyak mentah melalui jalur pipa East Siberia Pacific Ocean (ESPO) dan pelabuhan di timur Rusia mencapai 8,42 juta ton. Ini setara dengan 1,98 juta barel per hari (bph), naik dari 1,59 bph pada April.

Lonjakan ini didorong oleh diskon besar setelah Uni Eropa melarang impor minyak dari Rusia sebagai sanksi atas invasi ke Ukraina. Namun data ini menunjukkan Rusia berhasil mencari pembeli minyaknya yang ditolak Eropa walau harus memberi diskon besar.

Dan sementara permintaan minyak mentah Cina secara keseluruhan telah diredam oleh pembatasan Covid-19 dan ekonomi yang melambat, importir terkemuka seperti Sinopec dan trader Zhenhua Oil, telah meningkatkan pembelian minyak dari Rusia yang lebih murah.

Ini memungkinkan Cina mengurangi pembelian pasokan dari Afrika Barat dan Brasil yang harganya lebih mahal karena persaingan yang ketat dengan negara barat yang juga menghindari minyak Rusia. Dengan peningkatan tersebut, kini Rusia menjadi pemasok minyak mentah terbesar Cina.

Arab Saudi membuntuti sebagai pemasok terbesar kedua, dengan volume Mei naik 9% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 7,82 juta ton, atau setara 1,84 juta bph. Ini turun dari 2,17 juta bph pada April.

Data bea cukai yang dirilis pada hari Senin juga menunjukkan Cina mengimpor 260.000 ton minyak mentah Iran bulan lalu, pengiriman ketiga minyak Iran sejak Desember lalu.

Terlepas dari sanksi AS terhadap Iran, Cina terus mengambil minyak Iran, yang biasanya diberikan sebagai pasokan dari negara lain. Tingkat impor kira-kira setara dengan 7% dari total impor minyak mentah Cina.

Impor minyak mentah Cina secara keseluruhan naik hampir 12% pada Mei dari basis rendah tahun sebelumnya menjadi 10,8 juta bph, dibandingkan rata-rata tahun 2021 sebesar 10,3 juta barel per hari.

Bea cukai Cina melaporkan nol impor dari Venezuela. Perusahaan minyak negara Cina telah menghindari pembelian sejak akhir 2019 karena takut melanggar sanksi sekunder AS. Simak databoks berikut:

Impor dari Malaysia, yang sering digunakan sebagai titik transfer dalam dua tahun terakhir untuk minyak yang berasal dari Iran dan Venezuela, berjumlah 2,2 juta ton, stabil dibandingkan April tetapi lebih dari dua kali lipat tingkat tahun sebelumnya.

Impor dari Brasil turun 19% dari tahun sebelumnya menjadi 2,2 juta ton, karena pasokan dari eksportir Amerika Latin menghadapi persaingan yang lebih murah dari barel Iran dan Rusia.

Secara terpisah, data juga menunjukkan impor Cina untuk gas alam cair (LNG) Rusia berjumlah hampir 400.000 ton bulan lalu, 56% lebih tinggi dari Mei 2021. Selama lima bulan pertama, impor LNG Rusia - dari sebagian besar proyek Sakhalin-2 dan LNG Yamal di Arktik Rusia - naik 22% pada tahun itu menjadi 1,84 juta ton.