MIND ID Ujicoba Teknologi Kecerdasan Buatan untuk Eksplorasi Mineral

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja tambang menunjukkan urat emas di lorong bawah tanah tambang emas milik PT.Antam bk, Bogor, Rabu (15/12/2021).
28/6/2022, 12.00 WIB

Perusahan pertambangan plat merah PT Mining Industry Indonesia (MIND ID) mengujicoba penggunaan teknologi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan machine learning untuk mengoptimalisasi kegiatan eksplorasi mineral.

Adapun teknologi tersebut bernama "Geologging". Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa aplikasi digital yang dikembangkan oleh tim Safepedia ini akan digunakan di seluruh anggota MIND ID yang terdiri dari PT Aneka Tambang (Antam), PT Bukit Asam, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah.

Hendi berharap, penerapan teknologi AI dapat meningkatkan efektivitas eksplorasi di anggota MIND ID. Perusahaan terus berinovasi di setiap kegiatan operasional untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya dan cadangan mineral.

"Perusahaan terus mendorong lahirnya ide dan inovasi yang membuat proses bisnis industri tambang menjadi lebih efisien, efektif, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Hendi dalam siaran pers, dikutip Selasa (28/6).

Geologging memiliki tiga fitur, yakni safety inspection, proses pengeboran dan foto core yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan. MIND ID berharap aplikasi Geologging menjadi problem solver untuk efisiensi dan optimalisasi aktivitas eksplorasi pada anggota MIND ID.

Ujicoba Geologging dilakukan di kegiatan eksplorasi Antam di unit bisnis pertambangan emas di Jawa Barat. Aplikasi ini dapat mempercepat dan mengkalkulasi sampel batuan hasil pemboran (core) seperti Rock Quality Designation (RQD), dan Core Recovery.

Hendi memaparkan, implementasi ujicoba program yang dilakukan di wilayah operasi Antam berfokus pada tiga hal. Satu, penyesuaian field dalam aplikasi Geologging sesuai dengan kebutuhan dari petugas di lapangan. Dua, kolaborasi fitur AI pada Geologging dengan aplikasi digital logging milik Antam “Rinda Emas”.

Tiga, uji coba secara langsung. "Trial and error diperlukan mengingat penggunaan AI pada Core Logging atau di proses bisnis eksplorasi masih sangat minim," sambung Hendi.

Adapun aplikasi Rinda Emas Antam dikembangkan dari latar belakang adanya risiko kesalahan pencatatan data (typo error), minimnya teknologi untuk mendukung efisiensi di dunia eksplorasi, serta kurangnya optimalisasi dalam pengambilan data pada kegiatan eksplorasi secara digital.

Kolaborasi antara Rinda Emas dan Geologging diharapkan bisa meminimalisasir kesalahan input, meningkatkan efisiensi dengan cara mempersingkat proses data collecting dan meningkatkan kualitas dan standarisasi data geologi dan data aktivitas pengeboran.

"Kolaborasi Rinda Emas dan Geologging diharapkan akan membantu efisiensi dan efektivitas kegiatan eksplorasi Antam," tukas Hendi.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu