Belasan Proyek Migas Masih Mangkrak, SKK Migas Jelaskan Penyebabnya

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Petugas berkomunikasi saat memeriksa Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
20/7/2022, 19.31 WIB

SKK Migas terus mendorong belasan proyek migas yang sampai saat ini masih mangkrak agar dapat berjalan dan mulai berproduksi. Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman, menjelaskan belum berjalannya proyek migas tersebut disebabkan oleh faktor komersial dan finansial.

Dari belasan proyek migas yang mangkrak, Fatar mengatakan diantaranya masih ada yang berjalan walau dengan progres yang amat lambat.

"Kami dorong terus supaya mereka ada finansialnya, akan kami selesaikan. Kalau finansialnya sedang aktif mendapatkan partner-partner baru sehingga bisa jalan. Jadwalnya kami ikuti terus. Intinya, kami ingin percepat," kata Fatar saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Rabu (20/7).

Sementara itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, memperkirakan ada 12 rencana pengembangan blok migas yang sampai saat ini masih belum berjalan. "Kalau nggak salah ada 12-an," kata Dwi kepada wartawan di Gedung SKK Migas pada Jumat (15/7).

Dwi menyampaikan, 12 lapangan migas yang mangkrak disebabkan oleh nihilnya penyerapan dari hasil produksi di sekitar area proyek migas tersebut. Demi mengatasi hal tersebut, SKK Migas berencana untuk mendirikan sejumlah proyek mini Liquefied Natural Gas (LNG).

Di antaranya yaitu proyek mini LNG yang berada di Wilayah Kerja (WK) Simenggaris, Kalimantan Utara. "Mereka mangkrak karena dia tempatnya jauh, jadi pembelinya gak ada," sambung Dwi.

Sebelumnya SKK Migas menyebut kenaikan harga minyak yang terjadi baru-baru ini belum mampu memacu rencana pengembangan lapangan atau blok migas yang saat ini masih mangkrak.

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara menjelaskan kenaikan harga minyak berpengaruh pada investasi perusahaan migas, utamanya seperti menjalankan kegiatan pengeboran sumur. Namun produksi dari suatu lapangan atau blok migas membutuhkan proses yang cukup panjang.

"Untuk sumur-sumur bisa didorong lebih banyak tentunya karena keekonomian naik dan berdampak langsung untuk produksi namun untuk rencana pengembangan tidak langsung berdampak. Rencana pengembangan itu kan onstream-nya tidak saat ini," kata Benny, Selasa (19/10).

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu