Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud pada Kamis (21/7) berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui sambungan telepon. Menurut seorang sumber, Arab Saudi berkonsultasi dengan Rusia sebelum mendorong kenaikan produksi minyak.
Arab Saudi disebut ingin mempertahankan Rusia dalam OPEC+ untuk meningkatkan pengaruhnya di pasar minyak dunia. Dengan terus menjadi bagian dari OPEC+ Rusia juga akan diuntungkan di tengah upaya negara Barat mencekal perekonomiannya dengan berbagai sanksi atas perang di Ukraina.
“Situasi saat ini di pasar minyak dunia dipertimbangkan secara rinci. Pentingnya koordinasi lebih lanjut dalam kerangka OPEC+ ditekankan,” tulis pernyataan Kremlin seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/7).
“Negara-negara yang berpartisipasi dalam format ini (OPEC+) secara konsisten memenuhi kewajiban mereka dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas yang diperlukan di pasar energi global,” tegas Kremlin.
Percakapan dua pemimpin negara produsen minyak utama dunia ini terjadi hanya enam hari berselang setelah kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Arab Saudi pada akhir pekan lalu. Biden menekankan peran penting Arab Saudi dalam mengatasi krisis energi dunia.
Namun Biden mengakhiri kunjungannya pekan lalu tanpa ada pengumuman apa pun bahwa Arab Saudi akan meningkatkan produksi minyak. Peningkatan produksi minyak akan menurunkan harga minyak dan harga bahan bakar di AS yang telah memicu inflasi tertinggi dalam 40 tahun.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan bahwa minyak tidak menjadi topik bahasan pada pertemuan dengan Biden. “OPEC+ akan terus menilai kondisi pasar dan melakukan apa yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar,” ujarnya.
Sebelumnya pemerintah Arab Saudi juga telah berulang kali mengindikasikan bahwa mereka tidak akan bertindak secara sepihak menentukan produksi dan pasokan. “Arab Saudi lebih suka mengelola pasar melalui OPEC+, bukan melalui langkah sepihak,” kata analis Center for Strategic and International Studies (CSIS) Ben Cahill.
Usai kunjungan Biden, harga minyak sempat bangkit lebih dari US$ 6 per barel ke level US$ 106 per barel. Namun setelah itu harga minyak berfluktuasi dengan kecenderungan turun. Hari ini, Brent diperdagangkan di US$ 103,35 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) di US$ 95,51 per barel.