Menteri ESDM Ungkap Skenario Terburuk Harga Minyak Bisa Sentuh US$ 200
Menteri ESDM Arifin Tasrif membeberkan skenario terburuk dari kondisi harga minyak mentah dunia yang bergerak secara fluktuatif imbas krisis energi global. Ia menyebut pada skenario terburuk, harga minyak mentah dapat mencapai US$ 200 per barel.
“Kalau normal itu kan US$100 per barel, kalau skenario terburuk itu bisa US$200 per barel," kata Arifin saat ditemui wartawan di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (27/7).
Arifin menambahkan, jika skenario terburuk itu terjadi, maka beban subsidi energi akan menggelembung hingga dua kali lipat dari posisi saat ini di kisaran Rp 520 triliun. "Kalau harga minyak US$ 200 tinggal kalikan saja (subsidi saat ini) sekian triliun, lalu dikali dua. Ini yang harus diantisipasi,” sambung Arifin.
Adapun saat ini Kementerian ESDM terus berupaya untuk menyalurkan BBM bersubsidi secara tepat sasaran agar bisa meringankan beban subsidi pemerintah. “Harga minyak masih berfluktuasi, yang tertinggi pernah US$ 117 per barel tapi kemarin sudah turun sedikit di atas US$ 100 per barel,” ujar Arifin
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Keuangan meminta persetujuan DPR RI untuk menambah anggaran subsidi energi dan kompensasi untuk tahun ini mencapai Rp 520 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, tambahan anggaran ini merupakan konsekuensi atas pilihan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM, LPG, dan tarif listrik meski harga minyak dunia melonjak.
"Untuk tahun ini, kami meminta persetujuan kepada DPR untuk menambah anggaran subsidi dan kompensasi nilainya mencapai Rp 520 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Sidang Paripurna di DPR, Kamis (31/5).
Sri Mulyani menjelaskan, skema subsidi dan bantuan sosial, terus dilaksanakan sebagai bagian dalam mengendalikan inflasi. Inflasi domestik berpotensi meningkat jauh lebih tinggi jika kenaikan harga komoditas global sepenuhnya di pass-through ke harga-harga domestik.
"Potensi transmisi tingginya harga komoditas global dapat kita redam dengan jalan mempertahankan harga jual BBM, LPG dan listrik di dalam negeri untuk tidak naik," ujarnya.