Badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang minyak dan gas (migas) PT Pertamina, menargetkan meluncurkan proyek percontohan hidrogen hijau di wilayah kerja panas bumi (WKP) Ulubelu, Lampung pada 2023.
Mengutip argusmedia.com, Jumat (5/8), dalam proyek percontohan ini, Pertamina berencana memproduksi hingga 100 kilogram (kg) per hari. Proyek hidrogen hijau ini akan memasok hidrogen ke pabrik polypropylene (PP) berkapasitas 45.000 t/tahun milik Pertamina di Plaju. Selain itu, produksi hidrogen juga ditujukan untuk memenuhi permintaan industri petrokimia lokal.
Wakil Presiden Perencanaan Bisnis dan Portofolio Pertamina Fuadi Nasution mengatakan, saat ini proyek tersebut sedang dalam proses finalisasi izin lingkungan. Sumber daya panas bumi Pertamina ini, memiliki potensi menghasilkan 8.600 kg/hari hidrogen hijau.
Pertamina telah menetapkan rencana untuk mempercepat investasi di sektor energi baru dan terbarukan dalam agenda transisi energi terbarunya. Perusahaan migas ini, bermaksud meningkatkan kapasitas panas bumi menjadi 1.128 megawatt (MW) pada 2026 dari 672 MW pada 2020.
Pertamina berencana menghasilkan hidrogen hijau dari kapasitas energi baru dan terbarukan (EBT), serta hidrogen abu-abu dari kilang yang ada. Rencana ini diyakini akan berdampak positif bagi kinerja perusahaan. Pasalnya, permintaan hidrogen global di masa depan akan datang terutama dari sektor mobilitas, untuk kendaraan dan paket tenaga bahan bakar hidrogen.
"Terutama dari negara-negara di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan, yang sudah memiliki target hidrogen dalam bauran energi masa depan mereka. Ini adalah pelanggan potensial kami," dikutip Sabtu, (6/8).
Pertamina mencari sumber energi terbarukan seperti hidrogen untuk memenuhi target penambahan 10 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit listrik energi bersih pada 2026, sejalan dengan rencana transisi hijau 2050.
Kajian awal untuk proyek hidrogen hijau ini, telah didengungkan Pertamina sejak 2021. Saat itu, Pertamina Geothermal Energy (PGE) melakukan kajian awal untuk mengembangkan bahan bakar hidrogen hijau. WKP Ulubelu kemudian ditetapkan sebagai proyek pertama untuk riset pengembangan sumber energi bersih ini.
Manager Government and Public Relation PGE Sentot Yulianugroho menjelaskan, WKP Ulubelu mempunyai kriteria yang cocok untuk riset pengembangan hidrogen hijau. Pasalnya, fluida panas bumi di area tersebut masih didominasi oleh air dan uap panas yang cocok untuk pengembangan hidrogen.