Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto meresmikan fasilitas teknologi digital dan inovasi bernama Digital & Innovation Center (DICE) di Kompleks Pertamina Hulu Rokan (PHR) Rumbai, Pekanbaru, Senin (8/8).
Menurut Nicke, kinerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam menaikkan produksi Wilayah Kerja (WK) Rokan atau Blok Rokan turut didukung oleh penerapan teknologi digital dan inovasi, terutama fasilitas DICE.
Dalam hal ini, PHR memiliki fasilitas pusat kendali operasional dan big data yang dapat memantau kegiatan di lapangan secara langsung (real time). DiCE juga berperan penting dalam mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
"Langkah strategis ini merupakan bagian upaya Pertamina dalam mewujudkan operasi yang andal melalui inisiatif Go Digital. Fasilitas ini penting dalam mendukung pengambilan keputusan secara cepat dan tepat, sehingga mendukung pencapaian target produksi,” ujar Nicke Widyawati seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (8/8).
DICE merupakan hasil pengintegrasian dua fasilitas digital PHR, yakni War Room dan Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC). Fasilitas tersebut dilengkapi 66 layar yang menampilkan data dan informasi dalam bentuk digital dashboard, di antaranya terkait pemantauan aktivitas pengeboran, jadwal pengeboran yang terintegrasi (Integrated Drilling Schedule), penyiapan lokasi pengeboran dan pembangunan fasilitas sumur minyak, dan pengelolaan kegiatan produksi dan perawatan peralatan.
Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin mengatakan, jika terdapat kendala di lapangan, tim-tim terkait dapat langsung berdiskusi untuk mencari solusi terbaik melalui fasilitas DICE. Ini merupakan salah satu wujud semangat Go Collaborative Pertamina untuk mencapai operasi hulu migas yang produktif dan efisien.
"Fasilitas DICE ini mendukung rencana kerja masif dan agresif di WK Rokan, termasuk program pengeboran 400 hingga 500 sumur pada tahun ini,” ujar Jaffee.
PHR juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang dapat dimanfaatkan, antara lain: untuk pengaturan jadwal perawatan ulang (workover) sumur secara otomatis, perencanaan pergerakan rig yang lebih optimal dan efisien.
Selain itu, identifikasi kinerja pompa yang sudah tidak optimal, analisa dan pengukuran aliran minyak agar produksi optimal, serta pemantauan jarak jauh dan saling terintegrasi untuk kondisi tekanan fluida di dalam sumur minyak.
”Di era industri 4.0, industri Migas juga harus terus berinovasi melalui penerapan teknologi digital. Efisiensi dan produktivitas kegiatan operasi dapat dicapai dengan pemanfaatan dan pengolahan big data,” kata Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman Parhusip.
Pada 9 Agustus 2022, WK Rokan genap satu tahun dikelola oleh PHR. Tingkat produksi WK migas terbesar kedua di tanah air itu sekitar 161 ribu BOPD (barel minyak per hari), jauh lebih baik dibandingkan prediksi yang berada di kisaran 142 ribu BOPD jika tidak melakukan kegiatan masif dan agresif.
Sejak hari pertama alih kelola, PHR langsung tancap gas dengan rencana kerja yang masif dan agresif melalui target pengeboran 400 hingga 500 sumur baru pada tahun ini. Jumlah rig pengeboran meningkat dari 9 rig menjadi 21 rig pada saat ini.
Jumlah tersebut akan terus ditambah menjadi hingga 27 rig pada akhir tahun ini. Begitu juga dengan jumlah rig kerja ulang dan perbaikan sumur (WO/WS), dari 25 rig kini menjadi 32 rig WO/WS.