Harga Minyak Merosot Tajam ke Bawah US$ 90 Dipicu Kekhawatiran Resesi

Dok. Chevron
Harga minyak Brent turun ke bawah US% 90 per barel untuk pertama kali sejak 8 Februari, sedangkan WTI mendekati US$ 80 per barel.
Penulis: Happy Fajrian
8/9/2022, 08.38 WIB

Harga minyak turun tajam, merosot ke bawah level US$ 90 per barel dipicu oleh rilis data ekonomi yang suram dari Cina yang kembali memberi kekhawatiran investor tentang risiko resesi ekonomi dunia.

Cina merupakan importir utama minyak. Data ekonomi Cina yang lemah dan kebijakan nol-Covid yang ketat menambah kekhawatiran permintaan. Menurut data bea cukai Cina, impor minyak mentah pada Agustus turun 9,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Harga minyak berjangka Brent turun US$ 4,83 menjadi US$ 88 per barel, jatuh di bawah US$ 90 per barel untuk pertama kalinya sejak 8 Februari 2022. Sementara West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) turun US$ 4,94 mendekati US$ 80 per barel, tepatnya US$ 81,94, terendah sejak Januari.

“Saat ini pasar mendasarkan kekhawatirannya tentang apa yang akan terjadi karena harga energi yang meningkat tajam di Eropa, permintaan yang melambat di Eropa, dan kenaikan suku bunga,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group, seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (8/9).

Beberapa bank sentral dunia dijadwalkan untuk mempertahankan kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi, tetapi para ekonom mengatakan Amerika tampaknya berada di tempat yang lebih baik untuk menghadapi badai resesi.

Itu telah mendorong penguatan nilai tukar dolar ke posisi terkuatnya dalam 24 tahun terakhir terhadap yen dan tertinggi 37 tahun versus poundsterling. Greenback yang lebih kuat menekan harga minyak, karena sebagian besar penjualan minyak di seluruh dunia ditransaksikan dalam dolar.

Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga tajam ketika bertemu pada hari Kamis. Pertemuan Federal Reserve AS menyusul pada 21 September.

Bank of Canada menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase ke level tertinggi 14 tahun pada hari Rabu, seperti yang diharapkan, dan mengatakan tingkat kebijakan perlu naik lebih tinggi karena memerangi inflasi.

Merosotnya harga minyak direspon positif oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang sebelumnya mengancam akan menghentikan ekspor minyak dan gas jika negara-negara barat menetapkan pembatasan harga.

Uni Eropa mengusulkan untuk membatasi gas Rusia hanya beberapa jam kemudian, meningkatkan risiko penjatahan di beberapa negara terkaya di dunia musim dingin ini. Gazprom Rusia telah menghentikan aliran dari pipa Nord Stream 1, memotong sebagian besar pasokan ke Eropa.

Lembaga pemeringkat kredit Fitch pada hari Selasa mengatakan penghentian pipa Nord Stream 1 meningkatkan kemungkinan resesi di zona euro.

Sementara dari sisi pasokan, stok minyak mentah AS diperkirakan turun selama empat minggu berturut-turut, turun sekitar 733.000 barel dalam seminggu hingga 2 September.