UE Batasi Minyak Rusia, Menkeu AS Ingatkan Harga BBM Bakal Melonjak

ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica/foc/sad.
Marko Djurica Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di Kilang Minyak Lysychansk setelah terkena rudal di Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina, Sabtu (16/4/2022).
12/9/2022, 06.28 WIB

Uni Eropa atau UE  tengah mengurangi pembelian minyak Rusia secara signifikan. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, mengingatkan warganya bahwa harga BBM di AS bisa mengalami lonjakan di musim dingin akibat langkah Uni Eropa tersebut.

Yallen mengatakan, negara-negara barat tengah merancang batas harga pada ekspor minyak Rusia. Hal itu dilakukan agar harga energi dunia tetap terkendali.

"Ini adalah risiko, dan ini adalah risiko yang sedang kami upayakan untuk mengatasi batas harga," kata Yellen kepada CNN, seperti dikutip dari Reuters, Senin (12/9).

Dia mengatakan, kenaikan harga bisa terjadi karena sebagian besar Uni Eropa akan berhenti membeli minyak rusia dan memberlakukan larangan pada layanan yang memungkinkan Rusia mengirim minyak dengan kapal tanker.

Rencana pembatasan harga ini disetujui oleh negara-negara G7 yang menyerukan anggotanya untuk menolak asuransi, keuangan, perantara, navigasi, dan layanan lainnya untuk kargo minyak dengan harga di atas batas harga minyak mentah dan produk minyak yang belum ditentukan.

Yellen mengatakan pembatasan harga ditujukan untuk menurunkan pendapatan yang dapat digunakan Rusia untuk berperang di Ukraina. Namun mereka tetap mempertahankan pasokan minyak Rusia untuk menjaga harga global tetap rendah.

Harga bahan bakar minyak (BBM) di berbagai negara mengalami peningkatan, seiring dengan naiknya harga minyak dunia. Di tengah situasi ini Rusia menawarkan minyak yang harganya lebih murah dari harga pasaran internasional.

Hal ini terlihat dari harga minyak mentah Urals yang konsisten berada di bawah harga Brent selama periode 1-26 Agustus 2022, seperti tergambar pada grafik di atas. Urals adalah patokan harga minyak mentah asal Rusia. Sedangkan Brent adalah acuan harga minyak mentah dunia yang digunakan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) atau organisasi negara pengekspor minyak asal Timur Tengah, Afrika, sampai Amerika.

 Berdasarkan data Trading Economics, pada 26 Agustus 2022 harga minyak mentah Urals berada di level US$80,77 per barel. Penawaran tersebut lebih rendah sekitar 20% dari harga minyak mentah Brent yang mencapai US$102 per barel pada tanggal sama.

Adapun menurut laporan Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), sampai Agustus 2022 minyak murah Rusia ini paling banyak dibeli oleh Cina, India, serta beberapa negara Eropa seperti Belanda, Jerman, Polandia, dan Italia. Kini sejumlah negara lain di kawasan Asia, seperti Bangladesh, juga berminat membeli minyak murah Rusia demi menekan kenaikan harga BBM di dalam negerinya.