Ekspor Minyak Mentah Rusia Anjlok 8,2% Terdampak Sanksi Eropa

Katadata
Pengeboran minyak lepas pantai.
Penulis: Happy Fajrian
30/9/2022, 19.27 WIB

Ekspor minyak mentah dan produk minyak olahan Rusia turun signifikan pada September, terdampak sejumlah sanksi yang dijatuhkan negara barat atas invasinya ke Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini.

Menurut data Petro-Logistik yang dikutip oleh analis komoditas UBS Giovanni Staunovo, total ekspor minyak mentah Rusia pada September mencapai rata-rata 3,15 juta barel per hari (bph), turun 280.000 bph dari Agustus. Ekspor minyak ke Eropa merosot 314.000 bph menjadi sekitar 900.000 bph.

“Data juga menunjukkan bahwa ekspor minyak mentah ke Asia, yang menjadi pasar terbesar Rusia, turun lebih dari 250.000 bph menjadi rata-rata harian 1,6 juta bph,” kata Staunovo seperti dikutip Oilprice.com, Jumat (30/9).

Dia menambahkan bahwa sekitar 187.000 bph minyak Rusia yang dalam posisi transit di tengah laut masih belum memiliki tujuan tetap. Ekspor produk minyak sulingan turun 146.000 bph bulan ini, menjadi 2,26 juta bph.

Data dari Kpler, di sisi lain, menunjukkan bahwa selama tujuh bulan sejak Maret tahun ini ekspor minyak Rusia telah meningkat pada tahun itu, sebesar 17%. “Ekspor bahan bakar turun 5,5% selama periode yang sama,” kata American Shipper, seperti dikutip oleh bne IntelliNews.

Sementara itu, Energy Intelligence melaporkan bahwa rincian mulai muncul tentang batas harga minyak G7 pada ekspor Rusia. Mengutip delegasi yang tidak disebutkan namanya di konferensi energi APPEC, batas untuk minyak mentah Ural akan ditetapkan sekitar US$ 50 per barel.

Sementara batas ekspor bahan bakar Rusia akan bervariasi antara harga premium untuk sejumlah produk dan harga diskon untuk produk lainnya.

Bensin dan solar adalah di antara produk-produk yang batas harganya akan lebih tinggi dari harga minyak mentah Rusia, sementara nafta dan bahan bakar minyak belerang tinggi akan dibatasi dengan diskon untuk minyak mentah.

Salah satu syarat dari sistem batas harga adalah pihak yang membeli minyak mentah Rusia atau produk di bawah sistem ini akan dilarang menjualnya kembali. “Menariknya, penyulingan yang membeli minyak mentah Rusia di luar sistem batas harga tidak akan dikenai sanksi,” kata Energy Intelligence.

Jelang embargo penuh Eropa terhadap minyak mentah Rusia pada Desember mendatang, Rusia harus segera mencari pasar baru terhadap sekitar 1,3 juta bph minyak yang kini masih dikirimkan ke Benua Biru.

Pada Agustus, total ekspor Rusia melalui pelabuhan Eropa dan pipa Druzhba berjumlah 12,05 juta ton, di mana sekitar 5,5 juta ton (1,3 juta bph) dikirim ke negara-negara yang akan berhenti mengimpor minyak Rusia mulai 5 Desember.

Menurut para pedagang, Rusia harus mencari pembeli baru untuk minyak mentahnya, yang mungkin membutuhkan harga murah dan persyaratan khusus, sementara juga menghadapi biaya logistik yang lebih mahal untuk dapat dikirim ke tujuan yang lebih terpencil.

“Minyak Ural Rusia memiliki pasar khusus di Eropa. Sekarang untuk mencapai pasar baru kita harus mengirimkan kargo ke luar Eropa di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang biaya transportasi, asuransi dan waktu,” kata seorang pedagang di pasar minyak Rusia, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/9).

Di luar Uni Eropa, pasar ekspor minyak mentah utama Rusia saat ini adalah Cina, India dan Turki. Namun untuk menghindari bergantung secara eksklusif pada Cina, India dan Turki untuk penjualan, Rusia telah mencoba merayu pemain yang lebih kecil.

Sri Lanka telah mengatakan akan mulai membeli minyak dari Rusia, tetapi hanya membeli sekitar 300.000 ton Ural sepanjang tahun ini, menurut data Refinitiv Eikon. Kuba telah membeli 200.000 ton Ural tahun ini.

Namun para pedagang mengatakan pemain kecil seperti Sri Lanka dan Kuba tidak cukup untuk menyerap minyak Rusia. Sehingga Cina menjadi pilihan terakhir untuk minyak Rusia atau Moskow harus memangkas produksi.