PT Pertamina (Persero) menurunkan harga bahan bakar minyak atau BBM non subsidi di luar jawa. Penyesuaian harga tersebut berlaku mulai 1 Oktober 2022.
Dikutip dari keterangan tertulis Pertamina, penyesuaian harga tersebut dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Adapun rincian harga tersebut adalah sebagai berikut:
WILAYAH | PERTAMAX | PERTAMAX TURBO | DEXLITE | PERTAMINA DEX |
Prov. Bali | 13.900 | 14.950 | 17.800 | 18.100 |
Prov. Nusa Tenggara Barat | 13.900 | 14.950 | 17.800 | 18.100 |
Prov. Nusa Tenggara Timur | 13.900 | 14.950 | 17.800 | 18.100 |
Prov. Kalimantan Selatan | 14.200 | 15.250 | 18.100 | 18.400 |
Prov. Kalimantan Timur | 14.200 | 15.250 | 18.100 | 18.400 |
Prov. Kalimantan Utara | 14.200 | 15.250 | 18.100 | 18.400 |
Prov. Sulawesi Utara | 14.200 | 15.250 | 18.100 | 18.400 |
Prov. Gorontalo | 14.200 | 15.250 | 18.100 | 18.400 |
Prov. Sulawesi Tengah | 14.200 | 15.250 | 18.100 | 18.400 |
Prov. Sulawesi Tenggara | 14.200 | 15.250 | 18.100 | 18.400 |
Prov. Sulawesi Selatan | 14.200 | 15.250 | 18.100 | 18.400 |
Prov. Sulawesi Barat | 14.200 | 15.250 | 18.100 | 18.400 |
Prov. Maluku | 14.200 | - | 18.100 | - |
Prov. Maluku Utara | 14.200 | - | 18.100 | - |
Prov. Papua | 14.200 | 15.250 | 18.100 | - |
Prov. Papua Barat | 14.200 | - | 18.100 | 18.400 |
Penurunan BBM dipengaruhi koreksi harga minyak yang terus berlanjut seiring kekhawatiran resesi menguat . Hal ini berpotensi menekan permintaan energi di masa depan. Menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia turut menekan harga.
Pergerakan harga minyak dunia dibayangi oleh pengumuman data inflasi AS yang menjadi tolak ukur pada kebijakan suku bunga Federal Reserve selanjutnya. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen AS naik 0,1% bulan lalu setelah tidak berubah pada Juli.
"The Fed mungkin harus menaikkan suku lebih cepat dari yang diharapkan yang dapat menyebabkan sentimen 'risk back off' pada minyak mentah dan penguatan lebih lanjut terhadap dolar," kata Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial dikutip dari CNBC, Jumat (30/9).
Sementara itu, kekhawatiran atas persediaan yang lebih ketat masih membayangi pasar. Morgan Stanley mengatakan, meskipun persediaan minyak cukup ketat, namun diimbangin oleh permintaan saat ini.
"Prospek struktural pasar minyak tetap ketat, tetapi untuk saat ini, ini diimbangi oleh tantangan permintaan siklis," kata Morgan Stanley dalam sebuah catatan.