PLN Butuh Rp 10,17 T Demi Memangkas Karbon dari Seluruh Pembangkit

Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu
Ilustrasi.Penerapan CCUS di seluruh pembangkit fosil merupakan skenario lain yang disiapkan perseroan untuk menekan emisi karbon, selain melakukan phase out atau pemberhentian secara bertahap pengoperasian PLTU.
11/10/2022, 06.57 WIB

Pemerintah menargetkan untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060. Salah satu yang dapat dilakukan adalah mengurangi karbon yang dihasilkan pada seluruh pembangkit fossil PLN dengan menggunakan teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS). PLN menghitung dana yang dibutuhkan mencapai US$ 700 miliar atau setara Rp 10,71 triliun dengan kurs Rp 15.306 per dolar AS.

Executive Vice President Power Generation and New & Renewable Energy PLN, Herry Nugraha, mengatakan penerapan teknologi CCUS bertujuan untuk mengurangi gas buang dari pembangkit energi fosil PLN.

"Kebutuhan untuk memasang CCUS sebesar US$ 700 miliar untuk seluruh PLN untuk pembangkit, transmisi, dan pengembangan distribusi hingga 2060,” kata Herry saat menjadi pembicara dalam Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2022 pada Senin (10/10).

Penggunaan teknologi CCUS pada seluruh infrastruktur pembangkit PLN dipastikan akan meningkatkan biaya penyediaan tenaga listrik dan berdampak pada tarif listrik konsumen. "Karena itu, ini harus ada dukungan dari pemerintah yang ujung-ujungnya akan berdampak pada biaya penyediaan tenaga listrik," ujar Herry.

Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Evy Haryadi mengakui tantangan pengembangan teknologi CCUS hingga kini masih berkutat pada keekonomian. Namun ia berharap dalam 15 tahun ke depan teknologi ini sudah lebih ekonomis. Jika teknologi ini dapat diaplikasikan ke pembangkit batu bara, maka ia memproyeksi PLTU yang perlu dipensiunkan hanya sebesar 1 gigawatt (GW) atau PLTU yang masuk dalam rencana pensiun tahap awal, yakni PLTU Subcritical Tahap Pertama pada 2030.

Penerapan CCUS ini merupakan skenario lain yang disiapkan perseroan untuk menekan emisi karbon, selain melakukan phase out atau pemberhentian secara bertahap pengoperasian PLTU. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut terdapat 22 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang siap pensiun dini. Pemerintah mengusulkan agar menggunakan dana hasil efisiensi program subsidi energi untuk mendanai upaya penghentian pembangkit fosil.

"Kami sudah punya rencana mempensiunkan PLTU ini, secara on table sudah kami lakukan exercise ada sekitar 22 PLTU dengan kapasitas 11 gigawatt yang siap untuk dapat dishutdown lebih awal," kata Kepala Biro Perencanaan Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya dalam acara IISD X Katadata Webinar: The G20 Energy Communique and Leaders Declaration, Rabu (8/6).

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu