Produksi Minyak Rusia Diramal Anjlok 1,5 Juta bph Imbas Embargo Eropa

123rf/Ilkin Quliyev
Ilustrasi energi / minyak Rusia.
Penulis: Happy Fajrian
10/11/2022, 17.35 WIB

Produksi minyak Rusia diproyeksi anjlok sebesar 1,5-1,7 juta barel per hari (bph) pada Desember 2022 menjadi 9 juta bph, ketika negara-negara Eropa mulai memberlakukan embargo impor minyak mentah dari negara tersebut. Embargo tersebut merupakan sanksi atas invasi Moskow terhadap Ukraina.

“Kami memperkirakan produksi pada Desember akan turun 1,5-1,7 juta bph dibandingkan rata-rata produksi Juni-Oktober, atau turun 14%,” kata analis dari Energy Development Center, seperti dikutip kantor berita Rusia TASS pada Kamis (10/11).

Dalam laporan yang dikutip TASS, penurunan tajam produksi minyak Rusia akan menyebabkan lonjakan harga minyak dunia. “Juga mengingat bahwa kelompok OPEC+ mengurangi target produksi pada November sebesar 2 juta bph,” kata para ahli.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak awal bulan ini mengatakan bahwa produksi minyak Rusia, tidak termasuk kondensat, untuk Oktober berada jauh di bawah kuota produksinya untuk bulan itu, hanya 9,9 juta barel per hari.

Produksi Oktober Rusia 1,1 juta bph di bawah kuota 11 juta bph yang ditetapkan berdasarkan perjanjian OPEC+, tetapi sebagian besar sejalan dengan perkiraan Novak yang dibuat bulan lalu. Untuk November, kuota produksi minyak Rusia di bawah pakta OPEC+ akan turun dari 11 juta bph menjadi 10,5 juta bph.

Pada Oktober, produksi minyak Rusia, termasuk kondensat, adalah 1,47 juta ton minyak per hari, atau setara 10,78 juta bph. Produksi Oktober sedikit turun dari 10,8 juta bph yang dilaporkan untuk September.

Namun, menurut laporan harian bisnis Rusia, Kommersant, pada akhir Oktober, penurunan produksi dapat dipercepat mulai November karena UE bersiap untuk memberlakukan embargo impor minyak mentah Rusia mulai 5 Desember.

Analis memperkirakan bahwa sekitar 2-3 juta bph minyak dan produk olahan minyak Rusia mungkin harus menemukan pasar baru setelah embargo UE mulai berlaku. Rusia telah mengalihkan sebagian besar arusnya ke pasar Asia.

Meski demikian Rusia kemungkinan tidak dapat segera mengakomodasi dan menemukan pembeli yang bersedia untuk menerima minyak yang sebelumnya bertujuan ke Eropa, terutama dengan larangan layanan penanganan kargo minyak Rusia kecuali jika minyaknya dijual pada atau di bawah batas harga tertentu.

Kelompok G7 bersama sekutunya Australia juga berencana menerapkan batasan harga minyak Rusia untuk memangkas pendapatan negara tersebut dari penjualan minyak mentah yang dapat digunakan untuk membiayai perang di Ukraina.

Seorang sumber dari Komisi Eropa menyebutkan bahwa harga minyak Rusia akan dipatok pada level tertentu, alih-alih membatasi harga dengan menerapkan diskon tertentu dari harga pasar yang dianggap akan menyebabkan terlalu banyak volatilitas dan potensi perubahan harga, yang dampaknya akan buruk terhadap pasar.

“Koalisi telah menyetujui batas harga akan menjadi harga tetap yang akan ditinjau secara berkala,” kata seorang sumber dari koalisi G7 dan Australia yang tidak mau disebut namanya karena tidak berwenang memberi pernyataan, seperti dikutip Reuters, Jumat (4/11).

Dia menambahkan bahwa keputusan ini akan meningkatkan stabilitas pasar dan menyederhanakan kepatuhan untuk meminimalisir beban terhadap pasar. Adapun harga awal itu sendiri belum ditetapkan, tetapi harus diputuskan dalam beberapa minggu mendatang.

“Mitra koalisi setuju untuk secara teratur meninjau harga tetap dan merevisinya sesuai kebutuhan,” kata sumber itu, tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut. Simak pergerakan harga minyak dunia dan minyak Rusia beberapa bulan terakhir pada databoks berikut: