Suplai Gas ke Area Industri Papua, WK Kasuri dan Tangguh Akan Merger

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, logo Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam acara Gas indonesia Summit & Exhibition 2019.
5/12/2022, 21.10 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berencana menggabungkan Wilayah Kerja (WK) Kasuri dan WK Tangguh. Ini merupakan salah satu program prioritas pada 2023.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan, upaya menggantungkan dua blok gas di Papua Barat itu bertujuan mendukung akselerasi pengembangan kawasan industri di Papua.

"WK Kasuri bisa segera jalan dengan menginterasikan dengan WK Tangguh. Ini solusi untuk mengembangkan industri di Papua menjadi lebih jelas," kata Dwi saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (5/12).

WK Kasuri kini dikelola oleh Genting Oil. Hasil produksinya akan diserap oleh Shanghai Huayi Group, perusahaan asal Tiongkok yang juga berencana membangun pabrik petrokimia di Papua Barat.

Huayi masih bernegosiasi dengan SKK Migas dan Genting Oil terkait harga gas Blok Kasuri.

Sedangkan WK Tangguh dikelola oleh BP Indonesia. "Dari Tangguh, 90 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) bisa dimanfaatkan untuk pabrik petrokimia di Kawasan Industri Teluk Bintuni," ujar Dwi.

“Dari WK Kasuari bisa untuk pupuk,” tambah dia.

Sebelumnya, SKK Migas memutuskan konsorsium Suluh Ardi, Tiga Pilar Utama, dan Bina Reka Utama (BIRU) akan mengerjakan desain awal Blok Kasuri.

Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, nilai investasi pengerjaan desain awal US$ 2 juta. Pengerjaannya selesai Januari 2020.

Produksi gas dari Blok Kasuri diprediksi 285 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Produksi diperkirakan bisa dimulai pada kuartal IV.

Namun produksi Genting Oil sangat tergantung pada kesiapan proyek petrokimia yang rencananya dibangun di sekitar blok migas tersebut.

Kini, Huayi menawar harga gas di plant gate Blok Kasuri US$ 5,5 per mmbtu. Ini juga terhubung dengan harga gas methanol.

Harga tersebut lebih tinggi ketimbang penawaran sebelumnya US$ 3 per mmbtu. "Tapi ini masih hitung-hitungan kedua belah pihak. Mereka lagi menyiapkan nota kesepahaman (MoU) dulu," ujar Fatar.

Genting Oil mulai mengebor pada 2013. Perusahaan menemukan cadangan gas baru dari hasil pengeboran 10 sumur eksplorasi tambahan.

Total cadangan migas yang ditemukan di blok tersebut 3,5 triliun kaki kubik (TCF).

Genting Oil pun mengajukan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Blok Kasuri pada 2017. Namun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru merestui pengembangan Blok Kasuri pada 2018.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu