SKK Migas melaporkan progres pembangunan proyek gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat, telah mencapai 99% selesai.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Mohammad Kemal, menyampaikan kemajuan pembangunan proyek LNG Tangguh Train 3, dibagi ke dalam aspek kegiatan ekplorasi gas di wilayah lepas pantai atau offshore, maupun kegiatan pengembangan kilang di wilayah daratan yang mendekati laut atau onshore.
"Offshore sudah selesai tinggal menunggu proyek onshore selesai," kata Kemal lewat pesan singkat WhatsApp pada Senin (26/12).
Proyek yang nantinya akan dijalankan oleh British Petroleum atau BP ini, memiliki kapasitas produksi 3,8 metrik ton per tahun. Proyek ini dikembangkan berdasarkan persetujuan rencana pengembangan II, dengan nilai investasi dapat mencapai US$ 11 miliar atau setara Rp 159 triliun.
Hasil produksi Train 3 yang ditargetkan rampung Maret 2023, akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Hal ini termasuk untuk kebutuhan pembangkit listrik PT PLN. "Iya kontraknya ke PLN," ujarnya.
Pengembangan proyek Tangguh Train 3 disebut juga meliputi implementasi konsep enhanced gas recovery (EGR) dengan menginjeksikan gas CO2. Gas ini berasal dari tiga train LNG melalui teknologi penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon (CCUS) di Lapangan Ubadari pada 2026.
"CCUS akan dibangun bersamaan dengan pengembangan lapangan Ubadari yang diperkirakan akan onstram pada kuartal tiga 2026," kata Kemal.
Blue LNG
Sebelumnya Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan implementasi teknologi CCUS telah dimasukkan dalam rencana pengembangan perusahaan pada 2021. Melalui aplikasi tersebut pada proyek Tangguh Train 3, BP akan menjadi produsen 'Blue LNG' pertama dan terbesar di Indonesia.
"Ke depan, LNG yang dihasilkan akan blue karena itu yang akan diminta. Negara enggak mau beli kalau enggak blue," ujar Tutuka kepada wartawan di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (23/12).
Tutuka memperkirakan besaran produksi LNG BP bakal mencapai 180 kargo, usai proyek Tangguh Train 3 beroperasi Maret 2023. Masing-masing kargo akan diproduksi dari Tangguh Train 1, 2, dan 3. "Satu train itu sekitar 60 kargo, jadi 3 train 180 kargo," ujar Tutuka.
Adapun Proyek LNG Tangguh merupakan proyek produksi dan penjualan LNG yang telah direalisasikan dalam bentuk joint venture antara BP sebagai operator, dan Pemerintah Indonesia sebagai kontraktor.
Proyek ini menghasilkan LNG dari ladang gas Wiriagar, Berau, dan Muturi, di Teluk Bintuni, Papua Barat, dengan luas 5.966,9 kilometer persegi. Produksi Gas Bumi Rata-rata Lapangan Tangguh pada 2021 mencapai 1.312 MMSCFD, dan status per 14 Juni 2022 sebesar 1.162 MMSCFD.
Produksi LNG dimulai pada Juni 2009, dan kargo LNG pertama dikirim pada Juli 2009.
Proyek LNG Tangguh menghasilkan 7,6 juta ton LNG setiap tahunnya melalui Train 1 dan 2. Sejak memulai operasi di 2009, mereka telah mengirimkan lebih dari 1.450 kargo ke pasar domestik dan internasional. Produksi dari Train 3 diperkirakan akan mencapai kapasitas produksi sebesar 50%.