Proyek Belida Extension Rampung, Tambah Produksi Gas RI 30 MMSCFD

SKK Migas
Proyek Migas Belida Extension di Wilayah Kerja Blok B Laut Natuna rampung dan mulai Onstream menghasilkan 30 MMSCFD gas.
29/12/2022, 11.28 WIB

SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P Natuna Ltd. telah menyelesaikan Proyek Belida Extension. Proyek yang berlokasi di Wilayah Kerja Blok B Laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau ini berperan meningkatkan produksi gas nasional sebesar 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Pengoperasian atau onstream proyek ditandai dengan selesainya start up fasilitas produksi di Anjungan Lepas Pantai Malong pada Minggu, 18 Desember 2022 dan diikuti Anjungan Lepas Pantai Belida North East sepekan setelahnya, 25 Desember 2022.

Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, menyampaikan apresiasi atas selesainya Proyek Belida Extension. Dia mengatakan keberhasilan tersebut merupakan wujud koordinasi yang baik antara SKK Migas dan Medco E&P Natuna Ltd. onstream proyek ini diharap berperan besar dalam upaya meningkatkan produksi gas nasional.

“SKK Migas berharap seluruh KKKS terus melakukan upaya yang maksimal dalam mengembangkan lapangan-lapangan migas baru untuk mendukung peningkatan produksi migas nasional secara berkelanjutan, sebagai langkah nyata mewujudkan visi bersama 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik per hari di 2030,” kata Wahju dalam siaran pers dikutip Kamis (29/12).

Adapun besaran nilai investasi Proyek Belida Extension mencapai US$ 77,5 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun. Selain investasinya yang cukup besar, ujar Wahju, proyek ini merupakan proyek bersejarah di Indonesia karena akan menjadi lapangan pertama yang memproduksikan Lapisan Intra Muda di Natuna.

"Selain itu, juga menjadi lapangan pertama yang berhasil berproduksi mendahului lapangan lain yang terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Plan of Development pertama untuk memproduksikan Lapisan Intra Muda,” ujar Wahju.

Sementara itu, Direktur Utama Medco E&P, Ronald Gunawan, mengatakan bahwa Proyek Belida Extension merupakan bagian dari Proyek Pengembangan Lapangan Malong dan Belida North East. Dia berharap, proyek ini dapat terus meningkatkan produksi perusahaan, baik dari lapangan offshore maupun onshore.

"Perusahaan juga berterima kasih atas dukungan SKK Migas dan Kementerian ESDM, serta pemangku kepentingan lain sehingga proyek ini dapat berjalan lancar,” kata Ronald.

Seperti yang sebelumnya diberitakan, SKK Migas masih berupaya untuk mengejar sisa target onstream dari 5 proyek sampai Desember 2022, satu diantaranya yakni Belida Extension.

Proyek yang dioperatori oleh KKKS Medco E&P Indonesia, anak perusahaan MedcoEnergi ini direncanakan beroperasi atau onstream pada November 2022. Proyek yang terletak di Laut Natuna Barat ini bernilai US$ 77,5 juta atau Rp 1,2 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.500/dolar AS ini diperkirakan sanggup memproduksi gas 40 MMSCFD.

Kemudian ada proyek YY yang berada di Blok Offshore North West Java atau ONWJ. Pertamina Hulu Energi (PHE) menargetkan pengembangan proyek yang sempat terhenti karena insiden kebocoran sumur minyak pada 2019 lalu ini dapat selesai pada Desember 2022.

Proyek bernilai US$ 56,34 juta atau sekitar Rp 874,28 miliar ini diprediksi sanggup memproduksi minyak sebanyak 2.000 BOPD dan gas 1 MMSCFD.

Selanjutnya ada Proyek Lapangan Gas MDA-MBH, Blok Madura Strait dengan operator Husky CNOOC Madura Limited (HCML) yang diharapkan bisa onstream pada tahun ini. Proyek dengan nilai US$ 625,76 juta atau Rp 9,71 triliun ini memiliki potensi produksi gas 175 MMSCFD.

Begitu juga dengan Lapangan MAC yang dioperasikan Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) diharap segera onstream pada Oktober 2022. Proyek bernilai US$ 163,94 juta atau sekitar Rp 2,54 triliun inii diprediksi sanggup memproduksi gas 55 MMSCFD.

PT Pertamina Hulu Mahakam masih berupaya untuk meresmikan onstream pada Bekapai 3 yang berlokasi di Kabupaten Kutai Kertanegara pada November 2022. Proyek bernilai US$ 27,88 juta atau sekitar Rp 432,64 miliar ini diharap bisa memproduksi gas hingga 27 MMSCFD.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu