Pemerintah Targetkan 100% Wilayah RI Teraliri Listrik pada 2023

ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Pekerja melakukan perawatan jaringan listrik di Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Penulis: Happy Fajrian
4/2/2023, 20.27 WIB

Pemerintah melalui Kementerian ESDM menargetkan seluruh wilayah di Indonesia teraliri listrik sepenuhnya tahun ini atau rasio elektrifikasi (RE) 100%. Adapun capaian rasio elektrifikasi hingga 2022 sebesar 99,63% naik dari 99,45% pada 2021.

Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan ada tiga strategi yang disiapkan pemerintah untuk memperluas akses ketenagalistrikan ke seluruh wilayah Indonesia, terutama di area terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Strategi pertama adalah menggenjot perluasan grid (grid extension). “Program perluasan jaringan penyambungan desa dan atau rumah tangga yang dekat dengan jaringan (grid) PLN, yakni melalui program grid extension,” ujarnya dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja 2022 dan Program Kerja Ditjen Ketenagalistrikan 2023 di Jakarta, Selasa (31/1).

Grid extension menjadi pilihan utama pemerintah untuk melistriki desa-desa yang belum terjamah jaringan listrik, untuk penggantian lampu-lampu LTSHE sebelumnya dan melistriki desa berlistrik non PLN.

Langkah kedua, lanjut Dadan, yaitu dengan pembangunan miningrid melalui pembangunan pembangkit yang memanfaatkan potensi energi baru terbarukan setempat untuk daerah yang sulit dijangkau melalui perluasan jaringan listrik PLN dan masyarakatnya bermukim secara komunal.

“Pembangunan minigrid dengan memanfaatkan energi setempat dan ini paling cocok untuk daerah kepulauan,” tambahnya.

Menurutnya, penyediaan akses listrik untuk desa-desa yang masih gelap gulita di daerah 3T dilakukan dengan mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan berbasis potensi lokal lengkap dengan alat penyalur daya listrik (APDAL) dan stasiun pengisian daya listrik (SPEL).

“Program ini untuk melistriki desa yang belum berlistrik yang masyarakatnya bermukim tersebar atau scattered, sehingga tidak dimungkinkan dibangun jaringan listrik maupun miningrid,” kata dia.

Strategi lainnya untuk mempercepat capaian RE 100% yaitu program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) 450 VA bagi Rumah Tangga (RT) Tidak Mampu belum berlistrik yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Program ini menargetkan dapat melistriki sekitar 83.000 RT pada 2023.

Adapun target-target lainnya di sektor ketenagalistrikan tahun ini yaitu penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 5.511,69 MW, 3.519,5 kms jaringan transmisi, 3.900 MVA gardu induk, 43.065 Kms jaringan distribusi, 3.206 MVA gardu distribusi, serta 1.030 unit infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

"Untuk mendukung kendaraan listrik, tahun 2023 ini targetnya 1.030 SPKLU terpasang di Indonesia, artinya hampir dua kali lipat dari tahun 2022. Sebentar lagi kita akan punya sekitar 3000-an unit SPKLU di tahun ini," kata Dadan.

Sementara untuk alokasi subsidi listrik, lebih lanjut Dadan menjelaskan, di tahun 2023 ditargetkan mencapai 73.608,75 GWh. "Jumlah listriknya 73.608,75 GWh, kalau dihitung rata-rata anggaran subsidinya dari pemerintah itu sebesar Rp 70,5 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.800/US$ dan ICP US$ 90/barel," papar Dadan.

Adapun investasi kelistrikan tahun ini ditargetkan mencapai US$ 6,64 miliar, naik dibandingkan target 2022 sebesar US$ 5 milliar. Adapun realisasi investasi pada 2022 melebihi target yakni sebesar US$ 5,71 miliar.

"Investasi ketenagalistrikan tahun lalu sebesar 5 miliar, sekarang 6,64 miliar. Ini respon positif dari apa yang terjadi di tahun 2022. Kita sudah bagus di tahun 2022 dari sisi perekonomian dan dari sisi konsumsi energi," lanjut Dadan.