Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bahan bakar minyak (BBM) sepanjang 2022 mencapai 347.625 barel per hari (bph) dengan nilai mencapai US$ 19,76 miliar atau sekira Rp 299,41 triliun. Impor BBM terdiri dari bensin atau gasoline 275.214 bph, dan solar atau gasoil 72.411 bph.
Secara volume, impor BBM 2022 naik 26% dari tahun sebelumnya sebesar 275.861 bph dengan rincian 226.431 bph bensin dan 49.430 bph solar. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, bahwa tingkat serapan atau konsumsi BBM nasional pada 2022 sudah kembali sebelum masa Pandemi Covid-19.
Dia pun memproyeksi impor BBM tahun ini tak akan berbeda jauh. “Saya kira impor BBM tahun ini tidak jauh beda dengan tahun sebelumnya, karena ini sudah agak stabil. Kalaupun ada naik dan turun, itu gak jauh beda,“ kata Tutuka saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM pada Jumat (3/2).
Singapura menjadi negara importir BBM terbesar ke Indonesia sepanjang 2022 lewat total pengiriman hingga 165.067 bph, dengan rincian 144.098 bph bensin dan 20.969 bph solar. Selanjutnya ada Malaysia dengan total pengiriman BBM 99.905 bph dan India dengan total volume pengiriman 38.424 bph.
Untuk menekan impor BBM, pemerintah memiliki beberapa strategi. Seperti mendorong penggunaan motor maupun mobil listrik sembari terus mengembangkan ekosistemnya. Lalu mengembangkan bahan bakar nabati seperti bioetanol dan biodiesel.
Pemerintah telah mengimplementasikan mandatori biodiesel B35 mulai Februari 2023. Langkah ini merupakan upaya pemerintah untuk menekan impor solar dan mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia.
Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Edi Wibowo, mengatakan total alokasi biodiesel untuk program B35 di tahun 2023 diperkirakan mencapai 13,15 juta kiloliter (KL). “Alokasi B35 pada 2023 sekitar 13,15 juta KL, sehinngga solar impor yang digantikan ya 13,15 juta KL,“ ujarnya.
Konsumsi Bensin 2023 Diproyeksi Capai Rekor Tertinggi Baru
Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, khususnya untuk jenis bensin, tahun ini diramal melampaui level 2022 seiring terus berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19.
Perusahaan konsultansi energi dunia, Rystad Energy, memperkirakan konsumsi bensin tahun ini mencapai 670 ribu barel per hari, naik dari 635 ribu bph pada 2022.
“Pemulihan pasca-Covid-19 menjadi pendorong utama tumbuhnya permintaan bensin,” kata analis pasar minyak senior Rystad Energy, Sofia Guidi Di Sante, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/2). “Kami telah memperhitungkan pertumbuhan yang lebih lambat sebagai dampak dari resesi global”.
Seiring dengan meningkatnya konsumsi, impor BBM, juga diperkirakan meningkat. Wood Mackenzie memperkirakan impor bensin pada 2022 telah melampaui level pra-pandemi sebesar 380 ribu bph, yang merupakan rekor tertinggi sejak 2010.
“Impor dapat meningkat menjadi 390-400 ribu bph tahun ini,” tulis laporan Wood Mackenzie. Sementara itu Refinitiv Oil Research memperkirakan impor bensin pada 2022 mencapai 15 juta ton atau setara 345 ribu bph, naik dari 11,5 juta ton pada 2021.
“Permintaan diprediksi masih kuat dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat,” kata analis Wood Mackenzie, Ranice Tan. Namun, tambah dia, pertumbuhan diproyeksi akan melambat imbas kenaikan harga BBM tahun lalu, untuk mencegah membengkaknya subsidi energi, dan potensi dampak dari resesi global.