Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Inggris, British Petroleum (BP) mengumumkan akan merevisi target penurunan emisi karbon untuk mengakomodasi peningkatan produksi migas seiring tingginya permintaan energi global.
Sebelumnya raksasa energi Inggris ini menargetkan untuk menurunkan emisi sebesar 35-40% pada 2030, dan mencapai target net zero emission pada 2050. Namun BP menyatakan menurunkan target penurunan emisinya sebesar 20-30%.
“BP membantu menyediakan pasokan energi yang dibutuhkan dunia sembari berinvestasi pada transisi menuju energi hijau,” kata CEO BP Bernard Looney, seperti dikutip dari BBC pada Rabu (8/2).
Pemangkasan target penurunan emisi ini dilakukan di tengah capaian BP yang sukses melipatgandakan laba bersihnya menjadi US$ 27,7 miliar pada 2022, dibandingkan tahun sebelumnya, seiring tingginya harga energi imbas invasi Rusia ke Ukraina.
“Strategi baru BP sepertinya sudah sangat dilemahkan oleh tekanan dari investor dan pemerintah untuk menghasilkan lebih banyak uang kotor dari minyak dan gas,” kata seorang aktivis iklim Greenpeace.
Harga energi mulai merangkak naik setelah berakhirnya penguncian Covid-19 di berbagai negara di dunia. Namun harga mulai melonjak tajam pada Maret 2022 tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina yang memicu kekhawatiran tentang pasokan global.
Harga minyak mentah Brent mencapai hampir US$ 128 per barel, tetapi sejak itu turun kembali menjadi sekitar US$ 80. Harga gas juga melonjak tetapi telah turun dari level tertingginya.
Ini telah menghasilkan keuntungan besar bagi perusahaan energi, tetapi juga memicu kenaikan tagihan energi untuk rumah tangga dan bisnis. Tahun lalu, pemerintah memperkenalkan pajak windfall energi, the Energy Profits Levy, atas keuntungan "luar biasa" yang diraih perusahaan energi.
Tarif pajak awalnya ditetapkan sebesar 25%, tetapi sekarang telah dinaikkan menjadi 35%, dan hanya berlaku untuk keuntungan yang dihasilkan dari ekstraksi minyak dan gas Inggris. Perusahaan minyak dan gas juga membayar 30% pajak perusahaan atas keuntungan mereka serta tarif tambahan 10%, sehingga total tarif pajak mereka menjadi 75%.
Namun, mereka dapat mengurangi jumlah pajak yang mereka bayarkan dengan memperhitungkan kerugian atau pengeluaran untuk hal-hal seperti penonaktifan anjungan minyak Laut Utara.
BP mengatakan bisnisnya di Inggris, yang menyumbang kurang dari 10% dari keuntungan globalnya, akan membayar pajak US$ 2,2 miliar untuk tahun 2022, termasuk US$ 700 juta dari pajak keuntungan energi.