Harga minyak dunia anjlok 2% pada perdagangan kemarin (13/3) seiring kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan krisis keuangan baru setelah kejatuhan Silicon Valley Bank.
Harga minyak berjangka Brent turun 2,4% ke level US$ 80,7 per barel, sedangkan harga minyak AS WTI turun 2,5% menjadi US$ 74,8 miliar. Harga minyak Brent sempat menyentuh rekor terendahnya sejak Januari di level US$ 78,34 per barel pada sesi perdagangan, sednagkan harga minyak AS WTI sempat menyentuh rekor terendahnya sejak Desember di level US$ 72,3 per barel pada awal perdagangan. Kejatuhan harga minyak tertahan perkembangan ekonomi Cina.
Mengutip Reuters, regulator AS telah meluncurkan langkah-langkah darurat pada hari Minggu untuk menopang kepercayaan pada sistem perbankan setelah kekhawatiran rambatan akibat kegagalan Silicon Valley Bank. Regulator juga menutup Signature yang berbasis di New York Bank pada Minggu (12/3).
Kebangkrutan mendadak SVB Financial memicu kekhawatiran tentang risiko bank lain akibat kenaikan suku bunga Fed yang tajam selama setahun terakhir. Di sisi lain, kondisi ini juga memicu spekulasi tentang apakah bank sentral dapat memperlambat laju pengetatan moneternya.
"Agak mengejutkan hari ini melihat penurunan besar harga minyak mengingat fakta bahwa Fed kemungkinan besar akan lebih sulit menaikkan suku bunga secara agresif dan itu akan menyebabkan pelemahan dolar," kata analis Price Futures Group Phil Flynn.
Indeks dolar, yang mengukur nilai tukar mata uang AS terhadap enam mata uang lainnya turun hampir 1% karena imbal hasil treasury jangka pendek jatuh. Dolar AS yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan biasanya mendukung harga minyak.
Kekhawatiran tentang pengetatan moneter Fed lebih lanjut telah diperburuk oleh persediaan minyak mentah AS yang tinggi. Produksi minyak mentah di tujuh cekungan serpih AS terbesar diperkirakan akan naik pada April ke level tertinggi sejak Desember 2019, kata Administrasi Informasi Energi.