Kementerian ESDM tengah merumuskan hitung-hitungan penyesuaian tarif listrik untuk periode bulan April hingga Juni 2023. Penyesuaian tarif listrik rutin dilaksanakan tiap tiga bulan sekali
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman Parada Hutajulu, mengatakan pemerintah bakal mengumumkan angka penyesuaian tarif listrik dalam waktu dekat. Adapun penyesuaian tarif listrik ini masih dalam tahap pembahasan di lingkup Kementerian ESDM.
"Tunggu saja pengumuman resminya," kata Jisman saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Selasa (14/3). Menurut Jisman, terdapat beberapa faktor dalam menentukan penyesuaian tarif listrik yang akan berlaku pada April mendatang.
Besaran tarif listrik mengacu dengan menghitung formula empat parameter seperti nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, tingkat inflasi, harga batu bara acuan (HBA), dan harga minyak mentah Indonesia atau ICP. "Ya kursnya agak ini agak naik-turun, bisa dilihat," ujar Jisman.
Sebelumnya, pemerintah mempertahankan tarif listrik pada periode triwulan pertama tahun 2023. Penetapan tarif listrik ini merupakan langkah untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah pemulihan ekonomi setelah meredanya Pandemi Covid-19.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan bahwa pemerintah tetap memberikan subsidi listrik kepada pelanggan rumah tangga 450-900 Volt Ampere (VA). Dia juga menyampaikan pada periode ini tidak ada kenaikan tarif listrik bagi pelanggan nonsubsidi.
"Keputusan Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang memutuskan untuk mempertahankan tarif listrik pada periode triwulan pertama tahun 2023," kata Darmawan melalui siaran pers yang dikutip pada Kamis (5/1).
Parameter penetapan tarif listrik periode tersebut ditentukan oleh realisasi parameter ekonomi makro. Beberapa adalah kurs rupiah di angka Rp 15.079,96 per dolar AS, Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$ 89,78 per barel, Harga Batubara Acuan (HBA) sebesar Rp 920,41 per kg dan inflasi 0,28%.
Adapun kurs rupiah saat ini berada di kisaran Rp 15.391 per dolar AS atau melemah dibandingkan periode untuk perhitungan tarif listrik Januari-Maret 2023. Di sisi lain ICP dan HBA terpantau terus turun. ICP Februari turun ke US$ 79,48 per barel, sedangkan HBA Februari US$ 277,05 per ton, dan inflasi 0,16%.