Pertamina akan Bentuk Direktorat Khusus Pascakebakaran Depo Plumpang

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/3/2023).
16/3/2023, 19.30 WIB

PT Pertamina berencana untuk membentuk satu direktorat khusus yang menaungi keselamatan dan kesehatan kerja atau health, safety, security and environmental (HSSE) usai musibah kebakaran terminal BBM Plumpang yang menewaskan 25 warga pada awal Maret lalu.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan pihaknya sedang merancang pembentukan direktorat baru tersebut. Direktorat itu nantinya akan mengurusi sekaligus memantau pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di seluruh sub holding Pertamina.

Adapun Pembentukan direktorat khusus itu merupakan amanat langsung dari Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri BUMN Erick Thohir. "Kami sedang rancang sebagai bentuk pertanggungjawaban. Kami sangat perhatian dengan masalah ini," kata Nicke saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Kamis (16/3).

Selain itu, Pertamina juga bakal membangun area penyangga atau buffer zone untuk meningkatkan keselamatan warga dan keamanan operasional Pertamina. Luas buffer zone ditaksir memiliki radius 50 meter dari tembok pembatas Depo BBM Plumpang.

Buffer zone itu akan dibangun dengan merelokasi warga yang bermukim di sekitar area tembok pembatas Depo BBM di Plumpang. Rencananya, pembangunan buffer zone ditargetkan selesai paling lambat tiga bulan.

Lebih lanjut, Pertamina juga berencana untuk merelokasi sebagian aset BBM ritel sekaligus membangun terminal BBM baru di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara di lahan milik PT Pelindo seluas 32 hektar.

Depo BBM itu akan dibangun di kawasan industri yang terletak di Pulau Reklamasi dengan julukan green multi purpose terminal atau terminal hijau serbaguna. Pembangunan Depo Kalibaru ditarget memakan waktu 2 hingga 3 tahun, dihitung sejak masa konstruksi awal pada 2024.

Langkah itu diambil seiring lokasi jalan yang terletak di area pemukiman warga. Nicke mengatakan, tingkat pengisian truk di ritel BBM plumpang menyentuh rata-rata hingga 1.000 truk tangki per hari.

"Sehingga kalau dengan kondisi hari ini jalanan juga berbaur dengan masyarakat dan di kawasan itu juga sudah sangat padat dengan penduduk, maka ini perlu direlokasi," ujar Nicke.

Apabila relokasi ritel BBM terlaksana seutuhnya, operasional Depo Plumpang masih akan terus menjalankan aktivitas untuk BBM industri, pelumas hingga terminal LPG dekat laut yang menyuplai 19 kabupaten/kota.

"Terminal Jakarta ini bukan hanya terminal bahan bakar minyak untuk ritel saja, tapi juga ada untuk industri, LPG, Pelumas, dan sebagainya. Yang akan direlokasi sebagian saja, yaitu BBM ritel," kata Nicke.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu