SKK Migas melaporkan telah menyelesaikan 169 pengeboran sumur pengembangan migas hingga Maret tahun ini. Capaian tersebut berada di kisaran 17% dari target 991 pengeboran sampai akhir tahun. Masih minimnya kegiatan pengeboran sumur pengembangan disebabkan oleh minimnya ketersediaan rig di sektor hulu migas nasional.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, menyampaikan bahwa pihaknya bersama PT Pertamina tengah merancang recovery plan atau rencana pemulihan untuk mengerek realisasi pengeboran sumur pengembangan. Adapun sumur pengembangan merupakan sumur yang dibor pada suatu lapangan minyak eksisting.
"Karena yang paling banyak terlambat itu Pertamina grup, maka kami insentif melakukan recovery plan dengan mereka, dan mereka komitmen untuk menyelesaikan apa yang sudah disepakati," kata Wahju di Kantor SKK Migas Jakarta pada Rabu (5/4).
Lewat perencanaan tersebut, SKK Migas bersama Pertamina sepakat untuk mengakselerasi pengemboran sumur pengembangan tahun ini. Langkah itu bertujuan untuk mengejar target volume produksi atau lifting minyak bumi 660 ribu barel per hari (bph) dalam Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) 2023.
"Jadi kalau mulainya sudah terlambat, ibaratnya bagaimana untuk bisa ngebut supaya tetap sampai pada waktu yang sama," ujar Wahju.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan target investasi sektor hulu migas sebesar US$ 15,54 miliar atau sekira Rp 233,5 trilun pada tahun 2023. Angka ini naik 26% dari realisasi investasi tahun sebelumnya senilai US$ 12,3 miliar.
Peningkatan target investasi ini dibarengi dengan target eksplorasi dan ekploitasi migas. Dalam catatan SKK Migas, kegiatan pengeboran sumur pengembangan pada tahun ini akan ditingkatkan menjadi 991 sumur.
Rencana itu lebih tinggi dari realisasi tahun lalu sejumlah 790 pengeboran. Selain itu, kegitanan eksploitasi lainnya berupa workover juga bakal ditingkatkan menjadi 813 kegiatan atau lebih tinggi 27% dari realisasi 639 kegiatan workover pada 2022.
Adapun workover merupakan kegiatan pengerjaan ulang atas sebuah sumur minyak yang sudah ada. Kegiatan ini dilakukan untuk mempertahankan produksi lewat cara-cara mengubah atau mengolah zona produksi atau mengganti zona produksi.
Selanjutnya, kegiatan well service juga ditingkatkan menjadi 33.181 dari realisasi 30.299 well service pada tahun lalu. Well service merupakan perawatan sumur minyak yang dilakukan secara rutin untuk mempertahankan produksi tanpa mengubah zona produksi.