PLN Tak Hanya Fokus Soal Investasi dalam Matangkan Skema JETP

Katadata/PLN
Dirut PLN Darmawan Prasodjo saat Focus Group Discussion antara PLN dan IEA di Paris, Prancis, pada Selasa (18/4/2023).
20/4/2023, 17.28 WIB

Perwakilan Perusahaan Listrik Negara atau PLN dan Badan Energi Internasional (IEA) menandatangani kesepakatan untuk mematangkan Just Energy Transition Partnership (JETP). Kedua pihak sepakat bahwa transisi energi bukan hanya soal investasi dan perlu mengedepankan prinsip keterjangkauan bagi masyarakat.

“Kami bersama IEA memetakan hingga rinci terkait strategi, kebutuhan infrastruktur pendukung, rencana pembangunan interkoneksi jaringan hingga peluang kolaborasi yang menarik bagi investor,” kata Dirut PLN Darmawan Prasodjo seperti dikutip dalam siaran pers Kamis (20/4).

PLN dan IEA menyelenggarakan Focus Group Discussion di Paris, Prancis, pada Selasa (18/4) membahas strategi untuk mempercepat transisi energi di Indonesia dengan mematangkan program pendanaan JETP senilai US$ 20 miliar.

"Ini sejalan dengan semangat dari JETP, yang berusaha memastikan tidak ada orang yang tertinggal dalam proses meninggalkan batubara," kata Darmawan.

Indonesia menjadi negara kedua yang mengamankan JETP pada November 2022 di tengah Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 20 (G20). Negara-negara Kelompok 7 (G7), Denmark, dan Norwegia terlibat dalam program pendanaan ini.

Dalam JETP, Indonesia berupaya untuk mencapai emisi gas rumah kaca dari produksi listrik bersih nol pada 2050. Ini menandai percepatan satu dekade dari target pemerintah sebelumnya.

Darmawan mengatakan PLN telah mengurangi pembangunan listrik tenaga uap (PLTU) dan membuat rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) hijau. Dalam RUPTL hijau, perusahaan pelat merah itu memperkirakan energi baru terbarukan akan menyumbangkan 51,6% dalam bauran energi.

PLN juga mengganti PLTU dengan kapasitas 1,1 gigawatt (GW) dengan energi terbarukan. Selain itu, perusahaan telah mengganti PLTU berkapasitas 800 megawatt (MW) dengan gas alam.

Kemudian, PLN melakukan uji coba perdagangan karbon pertama di 26 pembangkit listriknya. Anak usahanya, PT PLN Nusantara Power, telah berencana menerbitkan kredit karbon hingga 1,57 ton setara dengan karbon dioksida (CO2e) pada 2023.

Paolo Frankl dari IEA mengatakan, lembaga yang bermarkas di Paris itu mendukung penuh langkah PLN dan pemerintah mengerjakan proyek transisi energi.

“IEA mendukung penuh langkah PLN dan Indonesia dalam menjalankan proyek transisi energi. Bersama PLN kami akan memetakan langkah strategis untuk mencapai target emisi bersih nol,” kata kepala divisi energi terbarukan IEA itu.

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman