Pinjaman dari Bank EXIM AS Hanya 1% Nilai proyek Kilang Balikpapan

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, bersama sejumlah jajarannya mengecek proyek kilang Balikpapan, Sabtu (8/1/2022).
15/5/2023, 18.31 WIB

Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengonfirmasi telah mendapatkan pinjaman senilai US$ 99,7 juta atau sekira Rp 1,47 triliun dari Bank Ekspor-Impor Amerika Serikat (AS) atau US EXIM Bank untuk proyek ekspansi Kilang Balikpapan.

Sekretaris Korporasi PT Kilang Pertamina Internasional, Hermansyah Yuliandri Nasroen, menyampaikan bahwa perusahaan telah mengunci pendanaan tersebut sejak Kamis, 5 Mei 2023. Dia mengatakan pinjaman yang diterima Pertamina itu berkontribusi kurang lebih 1% terhadap keseluruhan nilai proyek RDMP Kilang Balikpapan.

PT Pertamina telah menyebutkan bahwa pendanaan yang diperlukan untuk memperluas kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan menjadi 360.000 barel per hari mencapai US$ 7,24 miliar.

"Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional dan anak usahanya yang mengelola proyek RDMP Balikpapan, yakni PT Kilang Pertamina Balikpapan akan melakukan finalisasi pada dokumen-dokumen yang diperlukan," kata Hermansyah lewat pesan singkat pada Senin (15/5).

Perusahaan migas pelat merah itu juga telah menyiapkan investasi atau belanja modal senilai US$ 1 milar atau sekira Rp 15,2 triliun pada 2023 untuk pengembangan kilang milik perusahaan.

Mayoritas belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk penyelesaian proyek RDMP Kilang Balikpapan yang ditargetkan bisa menjalani tahap pengujian pada 2024. "Untuk lingkung PT Kilang Pertamina Internasional, sementara ini project financing dari EXIM Bank hanya di proyek RDMP Balikpapan," kata Hermansyah.

Presiden Direktur EXIM Bank, Reta Jo Lewis, mengatakan bahwa pengembangan Kilang Balikpapan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar impor. Selain itu, proyek tersebut juga dapat meningkatkan standar bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

"Secara substansial dapat mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar transportasi yang diimpor sambil meningkatkan ke standar yang lebih bersih," kata Reta Jo seperti dikutip dari Bloomberg pada Senin (15/5).

Rencana pembiayaan tersebut akan digunakan untuk meningkatkan produksi bensin Kilang Balikpapan hingga 101.000 barel per hari. Menurut pemberitahuan Pemerintah AS, pinjaman yang diusulkan mencapkup ekspor peralatan dan layanan AS sekitar US$ 63,9 juta untuk meningkatkan dan memperluas fasilitas pengolahan kilang.

Pengembangan kilang minyak tercantum dalam keputusan Presiden Joko Widodo, yaitu Peraturan Presiden RI Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.

Proyek-proyek kilang tersebut yakni perluasan kapasitas Kilang Balongan, ekspansi Kilang Balikpapan, revitalisasi Kilang Cilacap, penambahan kapasitas Kilang Plaju dan perluasan kapasitas Kilang Dumai.

Serta, ada satu proyek pembangunan kilang petrokimia baru di Tuban, Jawa Timur. Investasi proyek itu mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun.

Peningkatan kapasitas kilang ini juga mampu menghasilkan BBM dengan nilai oktan tinggi, sehingga lebih ramah lingkungan. Seperti kilang Balongan yang memproduksi BBM setara EURO IV yakni Pertamax Turbo, serta RDMP Kilang Balikpapan yang akan menghasilkan BBM setara EURO V.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu