Pasar Antisipasi Kebijakan Produksi OPEC+, Harga Minyak Tergelincir 2%

Pertamina Hulu Energi
Ilustrasi pengeboran migas lepas pantai.
Penulis: Happy Fajrian
30/5/2023, 16.38 WIB

Harga minyak merosot lebih dari 2% pada perdagangan Selasa (30/5) sore di Asia karena pasar mengantisipasi kebijakan produksi negara-negara OPEC dan sekutunya, atau OPEC+, yang akan mengadakan pertemuan rutin akhir pekan ini.

Harga minyak berjangka Brent turun US$ 1,67 atau 2,17% menjadi US$ 75,40 per barel. Sementara itu minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) turun US$ ,47 atau 2,02% menjadi US$ 71,20 per barel.

Harga minyak sempat bangkit seiring meredanya risiko gagal bayar utang Amerika Serikat (AS). Pemerintahan Joe Biden dilaporkan telah mencapai kesepakatan dengan senat dan DPR untuk menaikkan plafon utang.

Biden dan McCarthy membuat kesepakatan bahwa kenaikan plafon utang harus melewati kongres. Mereka optimistis keputusan kenaikan plafon utang akan disahkan meski beberapa anggota parlemen sayap kanan dari Partai Republik menyatakan akan menentang kesepakatan itu.

“Pernyataan kontradiktif dari Partai Republik dan anggota parlemen membuat investor sebagian besar berinvestasi dalam kebuntuan,” kata analis pasar dari Phillip Nova, Priyanka Sachdeva, seperti dikutip Reuters, Selasa (30/5).

Batas waktu kenaikan plafon utang AS hampir bertepatan dengan pertemuan OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, pada 4 Juni, dan ketidakpastian apakah mereka akan meningkatkan pemangkasan produksi di tengah penurunan harga baru-baru ini.

“Investor telah mengalihkan perhatian mereka ke hasil pertemuan OPEC+ akhir pekan ini karena ada pesan beragam dari produsen minyak utama,” kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co Ltd.

Halaman: