Komisi VII Dukung Usulan Pengusaha Pertashop Jual Pertalite Rp 11.400

ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/foc.
Petugas melayani pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Jumat (31/3/2023).
Editor: Lavinda
10/7/2023, 19.02 WIB

Komisi VII DPR mendukung usulan pelaku usaha Pertamina Shop (Pertashop) yang meminta Pertamina agar bisa menjual BBM RON 90 Pertalite dengan harga non-subsidi dengan kisaran harga Rp 11. 200 hingga Rp 11.400 per liter, atau harga relatif rendah dibanding harga saat ini.

Permintaan tersebut diajukan oleh Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah – Yogyakarta dan Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia dalam Audiensi dengan Komisi VII DPR pada Senin (10/7).

Wakil Ketua Komisi Energi DPR, Dony Maryadi Oekon, mengatakan pemberian izin penjualan Pertalite non-subsidi dapat menurunkan tingkat penjualan eceran ilegal Pertamini.

Menurutnya, realisasi usulan tersebut dapat mengerek volume penjualan sekaligus meningkatkan omzet pelaku usaha yang tergabung dalam bisnis kemitraan Pertashop

“Komisi VII DPR dapat memahami usulan pelaku usaha Pertashop agar diizinkan untuk menjual BBM RON 90 non-subsidi dengan harga Rp 11.200 – Rp 11.400 per liter,” kata Oekon saat membacakan hasil kesimpulan audiensi.

Ketua Bidang Hukum Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah dan Yogyakarta, I Nyoman Adi Feri,  meminta Pertamina untuk mengizinkan akses penjualan produk BBM Pertalite atau RON 90 dengan harga non-subsidi.

Tak hanya itu, pengusaha juga ingin Pertashop ditetapkan sebagai pangkalan elpiji tabung 3 kilogram bersubsidi.

Menurut Nyoman, dua usulan kebijakan itu dapat menyelamatkan kinerja bisnis Pertashop yang sedang merosot, imbas maraknya penjual Pertalite eceran dan disparitas harga jual Pertamax dan Pertalite yang mencapai Rp 2.500 sampai Rp 2.800 per liter.

Saat ini, pengusaha Pertashop mayoritas hanya menjajakan BBM non-subsidi Pertamax. Pertamina sebagai lembaga penyalur hanya mengizinkan mitra Pertashop untuk menjual produk non-subsidi, seperti Pertamax, Bright gas dan pelumas.

Nyoman mengatakan pengusaha Pertashop bersedia untuk menjual BBM Pertalite pada kisaran harga Rp 11.200 sampai Rp 11.400 per liter, lebih tinggi dibanding harga jual di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) senila Rp 10.000 per liter.

"Kami titip pesan, mungkin tidak kami bisa jual BBM RON 90 Pertalite dengan harga non-subsidi di harga Rp 11.400 per liter," kata Nyoman dalam Audiensi dengan Komisi VII DPR pada Senin (10/7).

Lebih lanjut, kata Nyoman, penjualan Pertalite non-subsidi seharga Rp 11.400 di Pertashop masih tetap mengacu pada margin Rp 850 per liter pada penjualan Pertamax saat ini.

Dia menilai implementasi rencana tersebut dapat menekan aktivitas penjualan Pertalite eceran secara bebas melalui skema Pertamini dengan rata-rata harga jual Rp 12.000 per liter.

Dengan mekanisme tersebut, penjualan Pertalite eceran Pertamini mendulang untung Rp 2.000 per liter. "Kalau kami diberi hak untuk jual Pertalite Rp 11.400, saya yakin Pertamini akan kalah sehingga bisa menyelamatkan bisnis Pertashop," ujar Nyoman.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu