Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membahas peluang investasi hulu minyak dan gas (migas) dengan Kenya. Kemarin, Jumat (14/7), Luhut memimpin delegasi Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Nairobi, Kenya.
"Kami sangat percaya bahwa banyak hasil potensial, baik G-to-G dan B-to-B. Kunjungan tersebut sangat penting dalam memperkuat hubungan antara kedua negara kita," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, (15/7).
Luhut bersama pejabat tinggi Kementerian dan Lembaga serta unsur bisnis dari BUMN dan swasta bertemu dengan Presiden Kenya, William Ruto. Selain membahas kerjasama di sektor migas, mereka sekaligus mendiskusikan peluang investasi di sejumlah bidang, termasuk Energi Baru Terbarukan (EBT) panas bumi hingga impor ternak.
Selain bertemu dengan Presiden Ruto, Luhut juga bertemu dengan pejabat setingkat menteri kabinet Kenya, yaitu Sekretaris Kabinet Bidang Investasi, Perdagangan dan Industri, Sekretaris Kabinet Bidang Pengembangan Pertanian dan Peternakan, Sekretaris Kabinet Energi dan Perminyakan, Sekretaris Kabinet Pertahanan, dan sejumlah pejabat tinggi lain.
Kegiatan forum bisnis selama dua hari tersebut mendorong sejumlah capaian, antara lain rencana investasi Pertamina di industri hulu migas serta bidang panas bumi, rencana kerja sama vaksin Bio Farma dengan BUMN Kenya, peluang kerja distribusi Combiphar dengan mitra lokal, rencana impor hewan ternak, investasi perusahaan tekstil Indonesia di Kenya, hingga peluang kerja sama bidang kelapa sawit.
Menurut Luhut, Kenya memiliki lokasi yang sangat strategis sebagai hub komoditas penting, dengan nilai ekonomi tinggi ke pasar yang luas.
“Lebih dari 300 juta orang ke negara-negara sekitar Kenya seperti Uganda, Sudan Selatan, Rwanda, Kongo, dan banyak lagi,” katanya.
Lewat unggahan di akun Instagramnya @luhut.pandjaitan, Luhut menargetkan investasi dengan Kenya senilai lebih dari US$2,5 miliar di bidang panas bumi dan hulu migas terintegrasi, termasuk kilang minyak yang diajukan Pertamina.
"Melalui investasi ini diharapkan bukan hanya pasar lokal Kenya saja yang dilayani, tetapi juga kemungkinan ke negara-negara tetangga dan kembali ke Indonesia," tulis Luhut.
Di bidang farmasi, perusahaan BUMN dan swasta Indonesia juga tengah menjalin komunikasi untuk ekspansi ke wilayah pasar Afrika Timur. Selain itu, perusahaan Sritex dan Busana Apparel juga sedang berbicara dengan otoritas Kenya guna membahas industri pabrik benang dan garmen di negara tersebut.
"Di sektor pertahanan, Pindad sedang menjajaki peluang kerja sama dengan Kemhan Kenya. Yang saat ini sedang dalam proses perizinan ada sektor lain seperti industri sawit dan impor 20.000 ekor sapi tahap awal dari Kenya," imbuh Luhut.
Dalam hal kerja sama antar-pemerintah (G-to-G), pemerintah Kenya dan Indonesia telah menyepakati Letter of Intent (LoI) kerja sama bidang peternakan dan kesehatan hewan.
Kunjungan kerja tersebut turut mendorong penyelesaian dokumen kerja sama pertahanan bilateral serta finalisasi negosiasi Preferential Trade Agreement sebagai bentuk hubungan dagang antar kedua negara. Plus, sebagai persiapan kunjungan lanjutan Presiden Joko Widodo ke Kenya pada Agustus mendatang.