Pertamina dan Petronas merogoh kocek US$ 650 juta atau sekira Rp 9,75 triliun untuk mengakuisisi 35% saham hak partisipasi milik Shell di proyek Abadi LNG Blok Masela.
Dari kolaborasi tersebut, Pertamina memperoleh hak partisipasi sebesar 20% dengan biaya akuisisi sebesar US$ 371,8 juta atau sekira Rp 5,58 triliun. Sementara Petronas US$ 278,2 juta atau Rp 4,17 triliun untuk porsi 15%.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, meyakini pengalihan 35% hak partisipasi Shell kepada Pertamina dan Petronas dapat mempercepat pengembangan Blok Masela.
"Nilai akuisisi gabungan US$ 650 juta, Pertamina ambil 20% dan Petronas 15%. Untuk besarannya tinggal dikalikan saja," kata Nicke ditemui di sela-sela acara Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition 2023 di ICE BSD Tangerang pada Selasa (25/7).
Ladang gas yang terletak di Kepulauan Tanimbar, Maluku itu mengandung sumber daya gas hingga 27,9 juta kaki kubik (TCF), dengan estimasi produksi sekira 9,5 juta ton gas alam cari (LNG) per tahun dan 35.000 barel kondensat per hari.
Blok seluas 2,503 kilometer persegi itu juga diproyeksikan mampu memasok 150 juta kaki kubik gas per hari melalui jaringan pipa. Pertamina dan Petronas akan berkolaborasi dengan Inpex Corporation sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas Blok Masela.
Menurut Nicke, Pertamina, Petronas dan Inpex tengah mengakselerasi revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Blok Masela untuk mengakomodir penggunaan teknologi Carbon Capture Storage alias CCS pada pengembangan LNG Blok Masela. "Harapan pemerintah Blok Masela mulai onstream pada 2029," ujar Nicke.
Hitungan termin itu mengacu pada kegiatan desain rinci atau front end engineering design (FEED) Blok Masela yang memakan waktu maksimal dua tahun. SKK Migas berencana membuka lelang FEED pada pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Hasil akhir FEED nantinya bakal menjadi pertimbangan keputusan final investment decision (FID). "Kami harapkan tahun 2026 FEED sudah selesai," kata Nicke.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan Pertamina berkewajiban untuk melunasi besaran kompensasi pelepasan hak partisipasi Shell dalam dua kali pembayaran. "Harusnya dengan signing ini maka pembayaran termin pertama dilakukan bersamaan ya," kata Dwi.
Shell Upstream Overseas dalam keterangan resminya mengatakan telah menjual 35% hak partisipasi Proyek LNG Blok Masela kepada PT Pertamina Hulu Energi dan Petronas. Transaksi akuisisi tersebut mulai efektif sejak 1 Januari 2023 dan ditargetkan lunas pada kuartal tiga 2023.
Direktur Gas dan Hulu Terintegrasi Shell, Zoë Yujnovich, mengatakan keputusan perusahaan untuk menjual partisipasi di Blok Masela sejalan dengan fokus perusahaan pada pengalihan alokasi modal di sisi hulu migas.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan, terutama Pemerintah Indonesia atas dukungan mereka selama proses penjualan," ujar Zoë.