Harga minyak Brent global menyentuh level tertinggi sejak Januari pada penutupan perdagangan Kamis (10/8). Kenaikan harga minyak tersebut didorong penurunan tajam stok bahan bakar AS dan pemotongan produksi Ara Saudi dan Rusia.
Harga minyak mentah Brent naik US$1,38, atau 1,6%, lebih tinggi menjadi US$87,55 per barel, tertinggi sejak 27 Januari. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik US$1,48, atau 1,8% menjadi US$84,40, tertinggi sejak November 2022.
Data pemerintah AS menunjukkan stok bensin AS turun 2,7 juta barel pekan lalu. Sementara persediaan sulingan, yang meliputi solar dan minyak pemanas, turun 1,7 juta barel.
"Penarikan produk olahan terus menjadi bullish untuk pasar minyak," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston, dikutip dari Reuters, Kamis (10/8).
Pengetatan stok bahan bakar AS mengimbangi kekhawatiran penurunan permintaan Cina. menunjukkan impor minyak mentah pada bulan Juli turun 18,8% dari bulan sebelumnya, terendah sejak Januari.
Sektor konsumen Cina juga jatuh ke dalam deflasi. Negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu tengah berjuang untuk menghidupkan kembali permintaan.
Namun demikian, harga minyak tetap naik didukung kebijakan Arab Saudi untuk memperanjang pengurangan produksi sebesar 1 juta barel per hari selama satu bulan lag. Rusia juga mengatakan akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September.
"Pemulihan terbaru terutama didorong oleh janji produsen utama, seperti Arab Saudi dan Rusia, untuk menjaga pasokan tetap tenang untuk satu bulan lagi," kata Charalampos Pissouros, analis investasi senior di broker XM.
Minyak mentah membukukan kenaikan mingguan keenam berturut-turut pada pekan lalu.