Exxon Bidik Cadangan Minyak 42 Juta Barel dari Sumur Blok Cepu

Arief Kamaludin|KATADATA
Exxon
Editor: Lavinda
10/8/2023, 20.16 WIB

ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) atau Exxon berupaya mengeksploitasi potensi cadangan tambahan minyak 42 juta barel dari kegiatan pengeboran lima sumur infill dan dua sumur eksplorasi untuk lapisan klastik di lapangan Banyuurip, Blok Cepu, Jawa Timur.

Untuk mewujudkan hal tersebut, EMCL menggandeng PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) untuk pengadaan sewa rig #40.3 dengan spesifikasi Cyber Electric VFD System dengan kapasitas 1.500 horsepower. Rig itu akan digunakan untuk tujuh sumur secara bergantian.

Kesepakatan tersebut diwujudkan dalam bentuk penandatanganan kontrak pengadaan rig oleh Senior Vice President Production ExxonMobil Indonesia Muhammad Nurdin dan Direktur Utama PDSI, Rio Dasmanto di Kantor SKK Migas Jakarta pada Kamis (10/8).

Seremoni tersebut juga disaksikan oleh  Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Deputi Dukungan Bisnis Rudi Satwiko, Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo, dan Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall.

Dwi Soetjipto mengapresiasi kerja sama antara PDSI dan EMCL. Menurutnya, kegiatan pengeboran tujuh sumur di Lapangan Banyuurip juga diharap mampu mengerek capaian produksi Blok Rokan yang tertahan di level hingga 18.000 BOPD dari tingkat produksi yang ada saat ini, 157.000 BOPD.

“Penandatanganan kontrak pengadaan rig untuk pengeboran Banyuurip Infill dan klastik ntuk mempercepat pendapatan rig sehingga jadwal pemboran dapat dimajukan dari yang semula Septermber 2024 menjadi Maret 2024,” kata Dwi.

Pengadaan rig juga bertujuan untuk menjaga kinerja produksi Lapangan Banyuurip, Blok Cepu yang menjadi salah satu kontributor terbesar produksi minyak secara nasional. Hal ini sejalan dengan kondisi Lapangan Banyuurip saat ini yang sedang mengalami penurunan produksi alamiah.

Oleh sebab itu, menurut Dwi pengeboran dibutuhkan untuk menahan laju penurunan sekaligus mencari cadangan minyak baru. "Penurunan itu normal saja, kalau mau menahan laju penurunan maka harus bor sumur lagi," ujar Dwi.

Direktur Utama PDSI Rio Dasmanto mengatakan nilai invetasi yang disetor oleh Exxon mencapai US$ 32 juta atau sekira Rp 485,8 triliun untuk jasa pengadaan satu rig pengeboran, dengan termin kontrak sewa pengadaan rig selama 18 bulan.

"Mulai tajak 1 Maret 2024. Satu rig ini untuk tujuh sumur, setelah sumur pertama selesai maka pindah ke sumur kedua. Satu sumur butuh waktu pengeboran dua bulan," kata Rio.

Rio melanjutkan, hasil portofolio kerja sama ciamik pada 2013-2015 memicu Exxon untuk kembali menggunakan rig PDSI #40.3. Menurutnya, Exxon sudah mengajukan pemesanan rig sejak 2020.

"Rig jenis ini hanya ada dua di Indonesia. Menggunakan teknologi robotik dari ruang kontrol dan bisa bergerak lebih cepat," ujar Rio.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu