Harga Batu Bara Landai, PNBP Sektor Minerba Diproyeksi Turun 0,7% 2023

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (27/7/2023).
Editor: Lavinda
18/8/2023, 10.00 WIB

Pemerintah memproyeksi realisasi penerimaan negara bukan pajak atau PNBP dari sektor mineral dan batu bara (minerba) akan mencapai Rp 109,9 triliun sepanjang 2023, atau turun tipis 0,7% dibanding realisasi 2022.

Penurunan itu dipicu oleh tren moderasi harga komoditas minerba sejak awal 2023 yang diperkirakan terus berlanjut hingga akhir tahun.

Berdasarkan Nota Keuangan RAPBN 2024, tren penurunan harga komoditas juga berdampak pada hitungan pendapatan pertambangan minerba pada 2024 yang diproyeksi menjadi Rp 81,5 trilun, merosot 25,9% dibanding prospek 2023.

Penurunan itu terutama dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas minerba di pasar internasional.

Pendapatan sektor pertambangan minerba terus tumbuh dengan rata-rata 56,6% dalam periode 2019-202, dan menjadi kontributor terbesar pada pendapatan sumber daya alam (SDA) non-migas.

Pendapatan SDA non-migas berasal dari pertambangan minerba, kehutanan, perikanan, dan panas bumi.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2022 sebesar 147,1% yang disebabkan oleh peningkatan harga komoditas mineral, terutama batu bara. Rata-rata harga batu bara acuan (HBA) tahun 2022 berada di level US$ 276,6 per ton, lebih tinggi dari rata-rata HBA tahun 2021 senilai US$ 121,5 per ton.

HBA pada Agustus 2023 dibagi menjadi empat kategori. HBA dengan nilai kalori 6.322 kcal per kg GAR berada di harga US$ 179,9 per ton, sementara kategori HBA I dengan batu bara berkalori 5.300 kcal per kg GAR ditetapkan US$ 84,75 per ton.

Kategori HBA II dengan batu bara berkalori 4.100 kcal per kg GAR ditetapkan US$ 57,38 per ton dan golongan HBA II dengan nilai kalor 3.400 kcal per kg GAR berada di harga US$ 31,96 per ton.

Secara keseluruhan, pendapatan negara dari sektor SDA non-migas tahun ini diproyeksi tembus Rp 119,7 triliun, lebih rendah 0,3% dibandingkan realisasi tahun 2022 sebesar Rp 120,1 triliun.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh tren harga komoditas minerba, terutama batu bara yang terjadi sejak awal tahun 2023. Sementara itu, pendapatan SDA non-migas pada RAPBN 2024 diperkirakan mencapai Rp92,8 triliun atau turun 22,4% dibanding prospek tahun 2023.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu