Keputusan Pertalite Diganti Pertamax Green 92 Tergantung Harga Minyak

ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.
Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di SPBU Yos Sudarso, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/9/2022).
31/8/2023, 18.30 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyatakan pemerintah masih mengkaji penggunaan teknis Pertamax Green 92 di lapangan. Menurutnya, proses pembakaran jenis bahan bakar tersebut memang lebih sempurna.

Namun Arifin belum memastikan apakah Pertamax Green 92 akan menggantikan Pertalite di pasar. Menurutnya, hal tersebut akan bergantung pada harga minyak mentah di pasar.

Pasalnya selisih harga kedua bahan bakar terlalu jauh. "Kalau nanti harga minyak sekitar US$ 60 per barel, baru bisa enak dipakai di masyarakat," kata Arifin di Istana Kepresidenan, Kamis (31/8).

Berdasarkan Investing.com, harga minyak mentah West Texas Intermediate berjangka mencapai US$ 82 per barrel per Agustus 2023. Angka tersebut naik 43,13% dibandingkan realisasi Agustus 2022 senilai US$ 57,29 per barrel.

Arifin menjelaskan Pertamax Green akan berbeda dengan Pertamax lantaran dicampur dengan etanol. Dengan demikian, angka oktan bahan bakar dapat meningkat dengan proses pembakaran yang lebih bagus.

Arifin mengatakan penggunaan Pertamax Green 92 akan lebih baik dari produksi polutan. Pasalnya, pembakaran Pertalite tidak sesempurna Pertamax Green 92 karena masih mengandung sulfur yang lebih tinggi.

Meski demikian, penggunaan Pertamax Green 92 saat ini masih belum digunakan secara massal. Masalahnya, bahan bakar tersebut masih dalam tahap uji coba dan belum diproduksi secara massal.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menegaskan rencana mengubah distribusi Pertalite menjadi Pertamax Green 92 masih berbentuk usulan yang sedang dikaji, dan belum diputuskan secara pasti.

Nicke menjelaskan Pertamina sedang mengkaji untuk meningkatkan kadar oktan bahan bakar minyak atau BBM Subsidi RON 90 menjadi RON 92. Hal itu dilakukan dengan mencampur Pertalite dengan Ethanol 7%, sehingga menjadi Pertamax Green 92. 

“Program tersebut merupakan hasil kajian internal Pertamina, belum ada keputusan apapun dari pemerintah,” kata Nicke Widyawati dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8).


Reporter: Andi M. Arief