Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Indonesia meningkat signifikan hingga 26%, dari jumlah pelanggan sebanyak 5.926 pada Juli 2022 menjadi 7.472 pelanggan per Juli 2023.
Direktur Aneka Energi Baru, dan Energi Terbarukan (EBT) Kementerian ESDM A Feby Misna mengatakan dari jumlah pelanggan tersebut, sebanyak 2.692 pelanggan PLTS Atap rumah tangga berada di Jawa Barat dan Banten, sementara sebanyak 1.732 PLTS Atap rumah tangga berada di DKI Jakarta
Menurut dia, jumlah pelanggan PLTS Atap tersebut akan terus tumbuh seiring kemudahan yang dihadirkan pemerintah melalui rencana pemberian insentif berupa penghapusan biaya kapasitas.
Namun, ia tak menyebutkan secara rinci seperti apa mekanisme pemberian insentif kepada pelanggan, karena saat ini Peraturan Menteri terkait PLTS Atap masih dalam tahap finalisasi.
“Peningkatan ini setidaknya pada tahun 2025 Indonesia dapat menurunkan target emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 358 juta ton CO2e, ini dimulai dari DKI Jakarta,” ujar Feby kepada Antara, dikutip Selasa (5/9).
Feby berharap target pemerintah untuk bisa mengembangkan PLTS Atap sebesar 3,61 giga watt (GW) atau realisasi bauran sebesar 23% pada tahun 2025 dapat tercapai.
Kepala Bagian Pemasaran PT. Surya Utama Nuansa (SUN) Energy Indonesia M Agiya Fersya menilai DKI Jakarta berpeluang besar untuk meningkatkan transisi energi menggunakan PLTS Atap yang ramah lingkungan.
Menurut dia, penilaian itu terjadi karena DKI Jakarta mendapatkan paparan cahaya matahari secara konstan setiap harinya dengan suhu yang baik untuk PLTS.
Hal itu dibuktikan berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terbaru pada dasarian III Agustus 2023, di Jakarta, menunjukkan suhu rata-rata permukaan harian berkisar 21-26 derajat Celsius, dan suhu maksimum 15-37 derajat Celsius.
“PLTS ini sumber utamanya ialah cahaya matahari. Semakin konstan cahaya maka semakin baik, jadi dengan suhu demikian adalah peluang untuk mulai bertransisi energi ke PLTS,” kata Agiya.
Agiya memaparkan perusahaan mencatat selama satu dekade terakhir sudah hampir ratusan ribu rumah tangga di Indonesia yang mulai menggunakan PLTS sebagai sumber energi listrik.