Pertamina Ungkap Usia Baterai Motor Listrik Buatan Cina Hanya 1 Tahun

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.
Pegawai mengambil baterai motor listrik di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang dipamerkan dalam Indonesia 4.0 Conference & Expo 2022 di Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Editor: Lavinda
12/9/2023, 19.17 WIB

PT Pertamina Power and New Renewable Energy (NRE) melaporkan usia pakai baterai motor listrik pabrikan Cina hanya satu tahun. Durasi ini lebih cepat dari komitmen produsen Cina yang menjanjikan baterai mampu bertahan selama kurun waktu 3-4 tahun.

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli Rahman mengatakan mayoritas kerusakan baterai motor listrik Cina terletak pada bagian konektor

"Usia pakai baterai yang kami beli dari Cina sebenarnya dijanjikan 3 sampai 4 tahun, tapi satu tahun sudah rusak," kata Fadli saat menjadi pembicara forum bertajuk 'an Electric Revolution: The Rise of Indonesia’s E-Motorcycle di The Energy Building SCBD pada Selasa (12/9).

Menurut Fadli, usia pakai baterai motor listrik Cina berada di bawah umur rata-rata ketahanan baterai yang berada di waktu ideal 4 hingga 5 tahun.

Oleh sebab itu, dia mengatakan Indonesia Battery Corporation alias IBC sedang menggodok standarisasi baterai untuk kendaraan listrik roda dua domestik.

IBC merupakan holding pabrik baterai listrik Indonesia yang dimiliki oleh MIND ID melalui PT Antam dan Inalum, Pertamina, serta PLN. Masing-masing menggenggam 25% saham IBC.

"Standarisasi itu penting, maka dari IBC mencoba untuk menyatukan roda dua untuk pakai satu baterai.  Dalam proses ini, kami mulai dari konektornya dulu yang di tiap motor listrik berbeda-beda," ujar Fadli.

Pertamina NRE menyatakan komitmen untuk berkolaborasi dengan Electrum sebagai upaya mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Electrum merupakan perusahaan patungan PT GoTo Gojek Tokopedia dan PT TBS Energi Utama.

Komitmen kerja sama yang disepakati pada November tahun lalu itu menjajaki kolaborasi pengembangan infrastruktur baterai seperti pengembangan teknologi, manufaktur, hingga komersialisasi.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana mengatakan ekosistem pengembangan motor listrik domestik masih menemui sejumlah tantangan. Salah satunya yakni, keandalan dan ketahanan umur baterai.

Dia mengatakan, motor listrik generasi pertama di Indonesia hanya memiliki ketahanan baterai maksimal dua tahun. “Motor listrik generasi pertama motor listrik kita satu-dua tahun sudah habis. Tapi makin ke sini makin baik,” ujar Agus pada forum yang sama.

Menurut Agus, pemerintah menggodok standardisasi baterai kendaraan listrik hingga fasilitas infrastruktur pendukungnya seperti sistem kelistrikan hingga konektor stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan SPBKLU.

Menurutnya, standarisasi baterai dan fasilitas pendukung kendaraan listrik bakal menyeragamkan sejumlah aspek. “Menurut saya standarisasi itu sesuatu keniscayaan,” kata Agus.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu