SKK Migas melaporkan ada tiga proposal pengajuan teknologi penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization and storage atau CCUS di lapangan migas.
Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan satu di antara tiga proyek hulu migas yang telah menetapkan komitmen pemasangan teknologi CCUS di dalam negeri ialah proyek Tangguh BP.
"Jelasnya ada dua proyek besar yakni BP Tangguh dan Masela. Repsol untuk pengembangan di Blok Sakakemang juga sudah memasukkan pengajuan" kata Nanang di Kembang Goela Jakarta pada Rabu (13/9).
Proyek yang dikenal sebagai Enhanced Gas Recovery (EGR) di Proyek Tangguh Train tiga milik BP yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua Barat itu merupakan salah satu proyek yang paling progresif saat ini.
Konsep EGR yakni menginjeksikan gas CO2 yang berasal dari tiga train LNG melalui CCUS di Lapangan Ubadari pada 2026.
EGR adalah praktik menginjeksi gas CO2 ke lapangan untuk menambah produksi migas di lapangan yang reservoir-nya mulai menipis.
Proyek CCUS Tangguh milik BP yang segera berjalan ditargetkan mampu menekan emisi karbon hingga 25 juta ton CO2. Ini sanggup meningkatkan produksi gas hingga 300 BSCF pada tahun 2035.
Pengajuan implementasi CCUS juga diajukan oleh konsorsium Pertamina, Petronas dan Inpex Corporation selaku pengelola proyek LNG Blok Masela. Sementara itu, proyek yang ketiga yakni Blok migas Sakakemang yang dioperatori oleh Repsol.
Nanang mengatakan teknologi CCUS menjadi elemen penting pada industri sektor hulu migas seiring masa adaptasi menyambut transisi energi.
Gambaran mengenai kondisi permintaan energi fosil yang meroket di tengah komitmen global untuk melaksanakan transisi energi tercermin dari data statistik BP soal tingkat kebutuhan energi dunia.
BP menyatakan produksi minyak bumi dunia terus meningkat dari 88,6 juta barel per hari (bph) pada 2012 menjadi 93,8 juta bph pada 2022. Sementara produksi gas juga meningkat sekitar 20% dalam satu dekade terakhir dengan rata-rata konsumsi gas meningkat 1,7% per tahun.
Di dalam negeri, SKK Migas melaporkan kondisi permintaan migas domestik juga meningkat seiring realisasi investasi sektor hulu migas yang mencapai US$ 5,7 miliar sepanjang semester pertama 2023. Angka tersebut lebih tinggi dari capaian investasi semester I 2022 sebesar US$ 4,7 miliar.
"Jadi migas ini masih penting, oleh sebab itu kenapa pemerintah menetapkan regulasi pemasangan CCUS agar CO2 bisa diinjeksikan ke dalam bumi," ujar Nanang.
Pemerintah sejatinya telah merilis aturan CCUS lewat Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penyelenggaran Penangkapan dan Penyimpanan Karbon, serta Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon pada Kegiatan Usaha Hulu Migas.
Dalam catatan Kementerian Energi, sejauh ini ada 15 proyek CCS atau CCUS yang sedang dikerjakan di Indonesia. Diantaranya CCS Gundih Enhanced Gas Recovery (EGR) di Jawa Tengah dan Enhance Oil Recovery (EOR) di Lapangan Sukowati Bojonegoro Jawa Timur.
EOR merupakan metode peningkatan produksi minyak bumi dengan menginjeksikan sumber energi eksternal.