Produksi batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tercatat 18,8 juta ton pada semester pertama 2023 atau naik 18% dibanding produksi batu bara periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar 15,9 juta ton.
"Produksi sebagian besar dihasilkan dari tambang batu bara Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan," Sekretaris Perusahaan PTBA Niko Chandra seperti dikutip Antara, Kamis (23/9).
Niko menjelaskan produksi batu bara tersebut dapat terus ditingkatkan secara bertahap setiap tahun, karena memiliki basis sumber daya batu bara yang besar.
Berdasarkan data, PTBA memiliki basis sumber daya batu bara yang besar mencapai 5,851 miliar ton. dengan cadangan batu bara 3,018 miliar ton. Ini dianggap memperkuat kontribusi perusahaan terhadap sektor pertambangan di Tanah Air.
Melalui kegiatan produksi batu bara pada semester pertama 2023 ini, perusahaan meraih pendapatan sebesar Rp 18,9 triliun atau tumbuh 2% dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Meskipun harga batu bara menurun pada 2023 ini, tapi kami masih membukukan kinerja baik," kata Niko Chandra.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya Didik Susetyo menyatakan kehadiran pertambangan batu bara memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja, pendapatan, dan kualitas hidup masyarakat sekitar area operasionalnya.
“Operasional industri pertambangan batu bara memicu efek berlapis pada pembangunan lainnya. Dampak positif keberadaan produsen batu bara nasional seperti PTBA di Sumatra Selatan harus dimaksimalkan,” ujar Didik.
Didik juga menekankan pentingnya optimalisasi hilirisasi batu bara dalam mendukung keberlanjutan perannya, terutama dalam menghadapi transisi ke energi baru terbarukan menuju Indonesia Emas 2045.
Menurut dia, upaya untuk mengadopsi energi baru terbarukan harus sejalan dengan potensi sumber daya batu bara yang masih melimpah. Selain itu, dengan teknologi yang ramah lingkungan, dan memberikan kontribusi penuh pada pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional maupun daerah.