Pertamina telah memperluas program BBM Satu Harga hingga ke 427 lokasi di seluruh Indonesia sampai dengan September 2023. Dengan demikian, daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) dapat menikmati BBM, terutama BBM bersubsidi, dengan harga yang sama dengan daerah di Pulau Jawa dan sekitarnya.
“Pertamina akan terus mendukung upaya pemerintah untuk menyalurkan BBM bagi masyarakat di daerah 3T agar dapat membeli BBM, khususnya BBM bersubsidi dengan harga yang sama dengan wilayah lainnya yang telah tersedia SPBU," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso melalui siaran pers, dikutip Selasa (3/10).
Adapun 472 lokasi BBM Satu Harga yakni sebanyak 71 titik di Sumatera, 5 titik di Jawa dan Bali, 96 titik di Kalimantan, 70 titik di Maluku, 87 titik di Nusa Tenggara dan 94 titik di Papua. Pertamina menargetkan hingga akhir 2024, program tersebut diharapkan dapat mencapai 573 lokasi.
Selain menyalurkan BBM bersubsidi, Fadjar mengatakan lembaga penyalur juga dapat menjual produk BBM berkualitas lainnya seperti Pertamax, Dex Series, dan elpiji non-subsidi seperti Bright Gas dan elpiji 12 kg.
Saat ini, Fadjar menambahkan, Pertamina mengembangkan program BBM Satu Harga dengan dua cara, yakni percepatan pembangunan BBM satu harga melalui bantuan perangkat percepatan dan meningkatkan kehandalan sarana dan fasilitas SPBU dalam bentuk SPBU mini dan Pertamina Shop (Pertashop).
“Sebagai BUMN, Pertamina menjalankan amanah undang-undang menyediakan energi di seluruh pelosok negeri berdasarkan prinsip availability (ketersediaan), accessibility (terbukanya akses) affordability (kemampuan), acceptability (penerimaan pasar), dan sustainability (kesinambungan)," kata Fadjar.
Sebagai informasi, program BBM Satu Harga dikembangkan pemerintah sejak 2017 di wilayah 3T dengan memberlakukan harga BBM yang sama di seluruh wilayah Indonesia. Melalui kebijakan ini pemerintah mendorong perwujudan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia terutama dalam aspek ketersediaan energi.
Pada roadmap awal, program BBM satu harga yang berlangsung pada periode 2017-2019 menargetkan 150 fasilitas penyalur. Namun, besarnya manfaat yang dinikmati masyarakat di wilayah 3T, mendorong pemerintah bersama Pertamina sebagai BUMN berkomitmen memperluas program tersebut hingga 2024.