Migas Nonkonvensional Blok Rokan Jaga Asa Produksi Minyak 1 Juta Barel

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin (8/8/2022).
Penulis: Mela Syaharani
13/10/2023, 15.00 WIB

Kementerian ESDM menaruh harapan besar terhadap pengembangan migas nonkonvensional (MNK) di Blok Rokan dalam membantu pencapaian target produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030.

PT Pertamina Hulu Rokan pada Juli 2023 meresmikan tajak sumur MNK di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan keberadaan MNK ini sangat krusial bagi produksi migas, terlebih untuk capaian pada 2030 mendatang. Terlebih produksi minyak bumi di Indonesia terus mengalami penurunan.

“Sangat (krusial), karena minyak kita turun terus, sekarang di level cuma 600,000 barel,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM Jakarta pada Jumat (13/10).

Arifin menambahkan, kondisi Indonesia saat ini lebih banyak memproduksi gas daripada minyak bumi. “Yang banyak gasnya, minyaknya yang harus kita upayakan supaya nyambung,” jelas Arifin.

Dia menjelaskan, pihaknya saat ini masih terus berupaya agar berhasil mencapai target produksi minyak bumi pada 2030 sebanyak 1 juta barel. Arifin menyebut akan lebih memperbanyak MNK lain jika kedua sumur yakni Gulamo dan Kelok yang ada di Blok Rokan, Riau.

“Ya kita kan punya target 2030 1 juta, ya kita upayakan semaksimal mungkin lah supaya kalau 2 (sumur MNK) ini berhasil akan perbanyak lagi,” tuturnya.

Di kesempatan ini, Arifin juga mengatakan dalam proses pengeboran dan pengangkatan batuan di sumur Gulamo yang kedalamannya mencapai 9.000 kaki ini terdapat indikasi adanya hidrokarbon. Nantinya ketika proses pengeboran selesai, pihaknya akan menganalisa hal tersebut berdasarkan data yang ada.

“Akan dianalisa bersama sama kalau lihat dari potensi diharapkan dua sumur ini bisa memberikan potensi yang cukup membantu lah diperkirakan kira kira sekitar 80 juta barel kan masih banyak tuh potensi ya,” jelas Arifin. Lebih lanjut, Arifin menambahkan pihaknya saat ini masih mengkaji potensi hidrokarbon.

“Indikasinya bagus tapi sekarang sedang dikaji dengan partnernya jadi kalau ini kan ada dua (sumur). Jadi memang kalau hidrokarbon di MNK kan rencananya dibor tahun ini dua kan sudah di Gulamo satu lagi di Kelok Desember,” ucap Arifin

Arifin mengungkap dalam proyek MNK ini perlu persiapan analisa lebih mendalam, sehingga pihaknya akan menyiapkan regulasi “Itu aja nanti kita persiapkan regulasi regulasi biar barang ini bisa diangkat. Ini (proyek) MNK, kan lebih dalem, lebih susah,” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani