Raksasa migas asal Italia, ENI, akan mempercepat pengembangan ladang gas alam lepas pantai Geng North di wilayah kerja (WK) North Ganal, Kalimantan Timur, dengan target produksi pertama direncanakan pada 2027 setelah pengambilan keputusan investasi akhir (FID) pada 2024.
Mengutip Upstream, ENI berencana mengeksplorasi Geng North yang diperkirakan memiliki cadangan gas 5 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF) melalui unit produksi terapung baru yang akan bertindak sebagai pusat pengembangan ladang minyak lainnya di bagian utara cekungan tersebut.
Ini termasuk beberapa proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang diakuisisi dari Chevron pada awal tahun ini.
“Eksplorasi yang sedang berlangsung, bersama dengan akuisisi baru-baru ini, sejalan dengan strategi ENI untuk secara progresif mengubah komposisi portofolionya ke arah gas dan LNG dengan target 60% pada 2030, dan untuk meningkatkan portofolio ekuitas LNG,” kata ENI seperti dikutip dari Oilprice pada Selasa (17/10).
Ladang Geng North terletak di sebelah sumur yang sudah beroperasi, yang baru diakuisisi dari Chevron pada awal tahun ini. Kesepakatan tersebut diumumkan pada bulan Juli dan melibatkan tiga saham mayoritas di ladang yang terletak di cekungan yang sama dengan Geng Utara—Kutai Basin.
“Berkat lokasi dan ukurannya yang signifikan, penemuan ini berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap penciptaan pusat produksi gas baru,” kata raksasa migas Italia tersebut.
Percepatan pengembangan ladang gas di Indonesia terjadi di tengah ketatnya pasar gas global, yang baru-baru ini diperburuk oleh perang antara Israel dan Hamas, yang sejauh ini menyebabkan penghentian produksi di salah satu ladang gas terbesar Israel, Tamar.
Gas dari Tamar dikirim ke Mesir, lalu dicairkan dan dijual di pasar global. Tamar, bersama dengan Leviathan dan ladang gas di Mesir menjadi landasan rencana untuk mengubah Mediterania Timur menjadi pusat gas global baru, terutama setelah Uni Eropa kehilangan akses terhadap sebagian besar gas Rusia.
ENI, melaporkan temuan cadangan gas di Wilayah Kerja (WK) North Ganal, Kalimantan Timur dengan perkiraan awal gas di lokasi mencapai 5 triliun kaki kubik (Tcf). Kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls.
Penemuan tersebut disampaikan oleh Head of Regional and Far East ENI saat bertemu dengan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada ajang Abu Dhabi International Petroleum and Conference atau ADIPEC pada Minggu, (1/10).
Dengan perkiraan awal discovered resources sebesar kurang lebih 609 MMBOE (recoverable), besaran angka itu menjadikan temuan di sumur Geng North – 1 menjadi salah satu dari tiga besar temuan eksplorasi dunia pada 2023.
ENI mencatat temuan cadangan gas itu berasal dari kegiatan pengeboran sumur eksplorasi Geng North-1 pada kedalaman 5.025 meter dan kedalaman air hingga 1.947 meter, tempat penemuan cadangan gas setebal sekitar 50 meter di reservoir batu pasir Miosen bersifat petrofisika.
Lebih lanjut, ENI juga melaporkan hasil uji produksi sumur yang memungkinkan perkirakan kapasitas sumur hingga 80-100 MMSCFD gas dan sekitar 5-6 kbbld kondensat. Temuan itu berpotensi menjadi pusat produksi gas baru di bagian utara cekungan Kutai yang bakal terhubung dengan fasilitas LNG Bontang di pesisir Kalimantan Timur.