PT Freeport Indonesia berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) berkapasitas 265 megawatt pada 2027. Kehadirannya akan menggantikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang perusahaan pakai saat ini.
Kapasitas PLTU Freeport yang dibangun pada 1995 itu mencapai 200 MW. “Lebih baik kami ganti dengan yang baru menggunakan bahan bakar LNG (gas alam cair),” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas dalam acara CEO Insight-Kompas 100 CEO Forum di Jakarta pada Senin (23/10).
Dengan beralih ke bahan bakar LNG, penurunan emisi yang diciptakan lebih besar, sekaligus lebih bersih daripada batu bara. Namun, hingga saat ini Freeport masih dalam tahap pencarian untuk mendapatkan pasokan LNG pada proyek pembangunan PLTGU.
“Jadi rencana kami sampai 2041 memakai LNG yang penurunan emisi karbonnya lebih banyak lagi,” ucap Tony.
Mengenai selisih harga antara PLTU dan PLTGU, Freeport masih menghitung nilai pengeluaran keduanya. Perusahaan juga mencari teknologi pembangkit listrik yang lebih bersih lainnya apabila tersedia.
“Sekarang ini LNG yang menurut kami paling tepat untuk dipakai, karena kontrak Freeport berakhir di 2041,” ujarnya.
Apabila perusahaan mendapat perpanjangan izin lebih dari 2041, akan ada perencanaan bisnis lain. Sebagai informasi, dalam laporan Freeport-McMoRan Inc. (FCX) triwulan III 2023 pada 19 Oktober lalu, rencana pembangunan PLTGU membutuhkan investasi hingga US$ 1 miliar atau Rp15,86 triliun.