Negosiasi divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk kepada pemerintah Indonesia masih terus berjalan. Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan diskusi masih berlangsung antara Vale dan PT Mining Industry Indonesia (MIND ID), sedangkan diskusi antara Kementerian ESDM dengan Vale sudah menemui kesepakatan.
“Dari sektor Minerba sendiri sudah tidak ada masalah. Harga investasinya Vale sudah bilang tidak akan kasih harga yang mahal. Ini kami pegang janjinya. Tapi memang terkait B2B (antara Vale dan MIND ID) masih berjalan, sudah tinggal sedikit lagi,“ kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (6/11).
Mengenai peluang jumlah divestasi saham Vale bertambah menjadi lebih dari 14%, Arifin menyebut hal tersebut tergantung pada kesepakatan Vale dan MIND ID. “Tergantung mereka berdua makanya proses B2Bnya,”
Sedangkan Terkait saham pengendali Vale, Arifin mengatakan hal tersebut sudah diatur dan mengacu pada aturan yang berlaku. “Sudah ada kesepakatan, itu mayoritasnya ada,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya saat ini masih menjalankan diskusi perihal divestasi saham Vale. “Ini lagi diskusi terus. Diskusinya alot,” kata Erick saat ditemui di Kementerian ESDM pada Senin (30/10).
Seperti diketahui divestasi ini menjadi syarat bagi Vale untuk bisa memperpanjang kontrak karya (KK) yang akan berakhir pada Desember 2025 menjadi izin usaha pertambangan (IUP).
Pada September lalu Vale menargetkan dapat memperoleh IUP dari pemerintah dalam waktu dekat. Syarat perpanjangan IUP tersebut adalah divestasi saham Vale ke pemerintah setidaknya 11%. Pelepasan kepemilikan saham tersebut selambatnya terjadi pada akhir 2024 atau setahun sebelum kontrak Vale habis pada Desember 2025.
Meski masalah divestasi saham masih bergulir, kegiatan usaha perusahaan berkode emiten INCO ini masih berjalan normal. Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menyampaikan salah satu kegiatan usaha yang dilakukan adalah eksplorasi tambang di salah satu kawasannya di Sulawesi Selatan, yakni Sorowako-Towuti.
Berdasarkan paparan Vale Indonesia, luas blok Sorowako-Towuti mencapai 70.566 hektare. Secara total, Vale Indonesia memiliki luas lahan tambang hingga 118.017 hektare.
Adapun, total cadangan nikel di seluruh kawasan tambang Vale Indonesia diperkirakan sejumlah 112,55 juta ton dengan kualitas 1,72%. Secara rinci, total cadangan terbukti senilai 65,68 juta ton, sedangkan yang terkira sekitar 46,87 juta ton.
Febriany menyampaikan kegiatan eksplorasi akan meningkatkan keyakinan keberadaan nikel di kawasan dan bauran kandungan.
“Kami upayakan yang terbaik supaya kami dapat kepercayaan dari pemerintah. Saat ini proses divestasi masih berjalan,“ katanya dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2023 di Ballroom Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9).