Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis dapat memperbesar kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata hingga 500 megawatt peak (MWp).
Erick mengatakan PLTS Terapung Cirata menjadi terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga terbesar di dunia. Dia menjelaskan proyek ini memanfaatkan 5% area Waduk Cirata atau sekitar 200 hektar. Dirinya menyebut dari luasan akan ditambah sampai 20% nantinya, dari yang saat ini hanya 5%.
"Pengembangan dari energi terbarukan kan memang kami dorong. Tetapi transisi kapan batu baranya turun, kapan EBT nya mulai, ya kami seimbangkan," kata Erick kepada wartawan di Jakarta, dikutip Jumat (10/11).
Presiden Joko Widodo meresmikan operasi PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat pada Kamis (9/11).
Beroperasinya pembangkit ramah lingkungan ini menjadi bukti komitmen Indonesia dalam melakukan transisi energi demi mencapai Net Zero Emissions (NZE) tahun 2060.
“Hari ini merupakan hari yang bersejarah karena mimpi besar kita untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan dalam skala besar akhirnya bisa terlaksana. Indonesia berhasil membangun PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia,” ujar Presiden.
Menteri Perdagangan Luar Negeri UEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi mengatakan, peresmian PLTS Terapung Cirata merupakan hasil konkret kerja sama antara Indonesia dan UEA.
Dengan beroperasinya PLTS Terapung Cirata menegaskan komitmen Indonesia dan UEA dalam transisi energi. Selain itu, dengan beroperasinya PLTS Terapung Cirata juga mampu membuka potensi pengembangan energi hijau lainnya di Indonesia.
“Ini juga menjadi visi penting bagi UEA, kami berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi ramah lingkungan. PLTS Terapung Cirata menjadi bukti kuatnya kerja sama ekonomi dan hubungan bilateral Indonesia dan UEA,” kata Thani bin Ahmed Al Zeyoudi.