Harga Minyak Naik Lebih 1% usai OPEC Luncurkan Laporan Soal Permintaan

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Ilustrasi penambangan minyak dan gas bumi.
Penulis: Sorta Tobing
14/11/2023, 08.07 WIB

Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1% pada perdagangan semalam, Senin (13/11). Hal ini terjadi usai organisasi negara-negara pengekspor minyak atau OPEC mengeluarkan laporan dan menghilangkan kekhawatiran pasar terkait melemahnya permintaan. 

Minyak mentah berjangka Brent, melansir dari Reuters, naik US$ 1,09 atau 1,3% menjadi US$ 82,52 per barel. Lalu, West Texas Intermediate (WTI) juga naik US$ 1,09 atau 1,4% menjadi US$ 78,26 per barel. 

Dalam laporannya, negara-negara pengekspor minyak OPEC mengatakan fundamental pasar minyak tetap kuat dan menyalahkan para spekulan atas penurunan harga yang terjadi beberapa pekan terakhir. Organisasi itu sedikit meningkatkan perkiraan pertumbuhan peermintaan minyak global pada 2023 dan tetap pada prediksi relatif tinggi untuk 2024.  

"Laporan pasar minyak bulanan OPEC tampaknya melawan kekhawatiran permintaan, merujuk pada sentimen negatif pada permintaan Cina," kata analis pasar di OANDA, Craig Erlam.

Kenaikan harga minyak juga dipicu laporan Departemen Keuangan Amerika Serikat yang mencurigai ekspor ilegal minyak Rusia. Sumber Reuters menyebut, Departemen Keuangan mencurigai 100 kapal yang diduga melanggar sanksi negara-negara Barat terhadap minyak Rusia.

Di sisi lain, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan produksi minyak mentah negaranya tahun ini akan sedikit lebih rendah dari perkiraan. Hal tersebut terjadi karena turunnya permintaan. Penurunan produksi akan terjadi pada Desember selama dua bulan berturut-turut. 

Cina, sebagai importir minyak nomor satu dunia, melaporkan data ekonomi yang lemah pada pekan lalu. Kondisi tersebut juga membuat pasar khawatir dengan melemahnya permintaan. Pabrik penyulingan di Negeri Panda meminta hanya sedikit pasokan minyak untuk Desember 2023 dari Arab Saudi, eksportir minyak terbesar dunia. 

Harga minyak telah mencapai titik terendah setelah turun sekitar 4% pada minggu lalu. Penurunan berturut-turut selama tiga minggu tersebut merupakan yang pertama sejak Mei 2023, kata Fawad Razaqzada, analis di City Index.

“Mengingat harga minyak telah melemah dalam beberapa minggu terakhir, Arab Saudi dan Rusia kemungkinan akan melanjutkan pengurangan pasokan secara sukarela hingga tahun depan,” kata Razaqzada.

Pekan lalu, eksportir minyak utama Arab Saudi dan Rusia, yang merupakan bagian dari kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, mengonfirmasi  akan melanjutkan pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga akhir tahun.

Organisasi itu khawatir pelemahan permintaan dan pertumbuhan ekonomi akan terus menyeret harga minyak mentah. Pertemuan OPEC+ berikutnya dijadwalkan pada 26 November.